Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Ada yang berubah dari tradisi Imlek di China

Journalist: Pandasurya Wijaya/ desk info | Selasa, 13/02/2018 | 17:00 WIB
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Arus mudik di China. ©China Daily via REUTERS
"Ada yang berubah dari tradisi Imlek di China, pemudik tak bisa kembali mengais rezeki"
Beijing, GetarMerdeka.com - Jutaan rakyat China sudah mulai mudik untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Namun tahun ini kebanyakan dari mereka tidak akan kembali ke Beijing karena ibu kota Negeri Tirai Bambu itu kini sudah makin tidak ramah kepada para pendatang dari berbagai provinsi.
Sabtu kemarin jutaan warga membawa bingkisan dan tas koper serta mi instan berkerumun di Stasiun Beijing Barat menunggu kereta yang akan mengangkut mereka mudik ke kampung halaman. Ratusan juta orang akan pulang dan peristiwa ini disebut sebagai pergerakan manusia terbesar di muka bumi.
Li Wen, 47 tahun, termasuk salah satu orang yang mudik ke kampung halamannya. Pria pekerja restoran itu seperti banyak pemudik lain, hanya membeli tiket pulang sekali jalan. Pekerja migran seperti dirinya makin sulit bertahan hidup di Beijing.
Li Wen pindah ke Beijing 10 tahun lalu untuk menafkahi putrinya yang kini sudah berkuliah di Universitas Chengdu.
Banyak pekerja migran sekarang merasa Beijing sudah sedemikian padat. Pada 2020 nanti populasi ibu kota diperkirakan mencapai 23 juta jiwa dan sebanyak 40 juta meter persegi tempat tinggal warga ilegal akan dimusnahkan, termasuk toko dan rumah-rumah dari penduduk berpenghasilan rendah.
"Saya ke Beijing karena gaji di ibu kota lebih baik dibanding di tempat lain. Tapi di lingkungan saya sudah banyak hutong (bangunan dengan gang sempit) yang dihancurkan," ujar Li kepada kantor berita AFP, seperti dilansir laman France24, Senin (12/2).
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Arus mudik di China REUTERS/Aly Song
"Saya tidak akan bisa bertahan lagi kalau harus membayar tiga kali lebih mahal untuk menyewa sebuah gedung apartemen," kata dia.
Para pemudik berharap mereka tiba di kampung halaman pada Kamis supaya bisa merayakan Imlek keesokan harinya. Namun untuk mudik pun butuh perjuangan.
Dalam kereta dari Beijing menuju Chengdu di sebelah barat daya China, perjalanan ditempuh selama 28 jam dan hanya mereka yang beruntung yang dapat tempat duduk.
Untuk mendapat tempat agak leluasa di dalam kereta yang panas dan penuh barang, para penumpang sebagian harus berdiri di atas bangku. Tapi meski kondisi separah itu hanya sedikit orang yang mengeluh. Penumpang rata-rata menghabiskan waktu dengan ponsel mereka, berbagi makanan, atau sekadar ngobrol dengan sesama penumpang. Bahkan anak-anak pun lebih banyak diam.
Imlek biasanya identik dengan keceriaan yang dipenuhi warna merah dan emas namun di dalam kereta yang ada hanya suasana murung. Seperti Li, mereka yang berdesakan di dalam kereta berencana tidak pulang lagi ke Beijing ketika liburan selama 15 hari ini usai.
"Pemerintah Beijing tidak mau para pekerja migran punya tempat tinggal permanen. Mereka menyebutnya peningkatan ekonomi," ujar Pablo Wang dari Buletin Buruh China.
"Banyak migran yang mudik ke kampung halaman dan kebijakan ini membuat mereka tidak bisa kembali."
Industri konstruksi, pekerjaan rumah tangga dan sanitasi kebanyakan dikerjakan oleh para migran. Mudiknya para pekerja di musim Imlek tahun laluj membuat pertumbuhan ekonomi di Beijing terpengaruh.
Pejabat transportasi kemarin melaporkan jumlah pekerja mudik tahun ini sedikit menurun dibanding tahun lalu. Sebanyak 723 juta penumpang mudik menggunakan moda transportasi kereta, jalur darat, dan kapal serta pesawat. Sejak 1-10 Februari angka pemudik turun tiga persen ketimbang tahun lalu.
Li belum memutuskan apakah dia akan mencoba mencari pekerjaan di kota lain setelah liburan.
"Putri saya baru masuk kuliah jadi dia tidak bisa bekerja, saya harus tetap bekerja buat membiayai dia. Tapi saya belum punya rencana. Lihat saja nanti," kata Li.
[mdk/pan/gmc]
Redaktur IT : Firman W. Prasetyo
Sumber : merdekacom



Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI
ADVERTISEMENT