Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Air PDAM tak Layak Minum, Harga Air Mineral di Mataram Melambung Pasca Gempa

Sabtu, 11/08/2018 | 14:31 WIB
Kolom: Buyung Sutan Muhlis | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Ilustrasi/Yung
Mataram, GetarMerdeka.com - Seminggu pasca gempa utama bermagnitudo 7 SR, berbagai aktifitas di Kota Mataram seakan lumpuh. Di sejumlah pusat perbelanjaan sepi pengunjung, toko-toko sebagian besar tutup. Bahkan pasar-pasar tradisional pun nampak lengang, karena baik pedagang maupun konsumen masih was-was meninggalkan tempat pengungsian.
Masyarakat yang semula sempat pulang karena intensitas gempa susulan mulai berkurang, namun kembali berlindung di bawah tenda-tenda pengungsian, setelah gempa besar kembali mengguncang Mataram, Kamis (8/8) siang.
Namun, keprihatinan tak hanya tentang trauma pasca gempa, tapi berbagai permasalahan mulai bermunculan. Lumpuhnya aktifitas usaha menjadi penyebab berbagai bahan kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Bahkan harga air mineral melejit.
“Harga air mineral gelasan sekarang Rp 1.500,” kata Ongah, warga Jl Pariwisata Mataram.
Masyarakat terpaksa membeli air mineral dalam kemasan, lantaran kualitas air yang disalurkan melalui pipa-pipa PDAM tidak layak minum. “Jangankan untuk diminum, untuk mandi dan mencuci pun kita tidak berani gunakan, sebab air PDAM berwarna coklat sejak gempa minggu lalu. Seperti air banjir yang membawa longsoran tanah,” ucap Misnah, ibu rumahtangga di Selagalas, Mataram.
Tetapi, air mineral pun kini sulit didapatkan, terutama yang tersedia dalam kemasan galon. “Biasanya hampir semua kios menyediakan air galon. Tapi sekarang kosong. Orang-orang tepaksa beli air dalam botol dan gelasan yang sekarang harganya naik,” sahut Ongah.
Di rombong-rombong pedagang kecil, air minum yang dijual pun kini hanya ada dalam botol tanggung, dijual Rp 4.000 per botol. Padahal di hari-hari biasa, air dalam kemasan botol tanggung yang berisi 0,5 liter, berkisar di harga Rp 2.500 dan Rp 3.000.
“Tapi saya tetap jual Rp 3.000, ndakenak sama pelanggan,” kata Mastur, pedagang tahu tek-tek yang mangkal di samping kantor Walikota Mataram.
Jika air minum saja harganya telah hampir dua kali lipat, bagaimana dengan bahan pokok lainnya? “Harga telur ras sekarang Rp 50.000 per krai (1 krai berisi 30 butir telur). Biasanya hanya Rp 38.000 per krai,” jelas Mastur.
Sejauh ini, belum ada intervensi pemerintah setempat dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok yang telah mulai melonjak beberapa hari terakhir. Sehingga, masyarakat tak hanya dirundung cemas terhadap ancaman gempa susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, tapi diperparah kondisi harga kebutuhan yang mulai mencekik.
Image and video hosting by TinyPic
[net/rul/eed/gmc]


Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT