Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Buka-bukaan Menpar Soal Masa Tanggap Darurat Bali dan Lombok

Rabu, 24/10/2018 | 15:26 WIB
Reporter: Ahmad Masaul Khoiri | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Menpar Arief Yahya (Masaul/detikTravel)
Jakarta, GetarMerdeka.com - Pariwisata di Indonesia diuji bencana dari Gunung Agung Meletus hingga gempa Lombok. Menpar Arief Yahya pun jantungan saat Humas BNPB muncul di TV.
Diketahui Pulau Dewata juga Lombok adalah penyumbang terbesar kunjungan wisman ke Indonesia dan beberapa kali terkena bencana alam. Maka tidak mengherankan bila kekhawatiran muncul bagi pembuat kebijakan pariwisatanya.
"Pokoknya setiap kali Pak Topo (Kapusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho) muncul di TV, jantung saya berdegup-gedup," kata Arief dalam FGD Penanganan Gerakan Jurnalisme Ramah Pariwisata di Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
"Wes piro maneh, entek aku wes (Sudah mau berapa lagi, habis aku). Habis pak," imbuh dia disambut gelak tawa peserta diskusi.
Cerita Arief berlanjut saat ada surat dari PHRI ke presiden dan ditembuskan ke dirinya. Intinya adalah dampak masa tanggap daruat yang diberlakukan pemerintah lebih dahsyat ketimbang Bom Bali.
"Setahu saya, BNPB memberikan bantuan 15 juta rupiah sehari atau 15 ribu ton beras. Sedang Bali itu menghasilkan 15.000 bisa 20.000, kalau 20 ribu kali USD 1.000 itu USD 20 juta atau seratus kali lipat dari bantuan BNPB," jelas Arief.
"Lalu dalam ratas Presiden memutuskan, bantuan BNPB tetap jalan tapi permintaan Menpar dipenuhi dan cabut masa tanggap darurat itu," imbuh dia.
Penjelasan Menpar Arief selanjutnya mengenai lama status tanggap darurat dalam bencana erupsi Gunung Agung. Jika masa itu dibiarkan sampai Maret, kata Arief, nasib Bali akan sangat buruk.
"Akan wasalam Bali ini. Akhirnya dicabut status itu. Ingat Pak Topo setiap kata-katamu hati-hati. Lombok mirip Bali kalau ditetapkan terus ya nasibnya sama," jelas dia.
Bencana gempa di Lombok kejadiannya tanggal 29 Juli 2018 yang juga berimbas ke Gunung Rinjani. Dikira menpar sudah selesai, namun tanggal 5, 6 dan 7 Agustus terjadi lagi gempa di Bali dan Lombok.
"Lombok drop 20 ribu (wisman) dan Bali 80 ribu. 100 ribu per bulan drop kunjungannya. Itu hitungan 6 Agustus-6 September," tegas dia.
Apa yang mesti dilakukan? Menpar Arief memberi contoh bagaimana Thailand sangat bagus memanajemen media massa. Saat habis kudeta bisa langsung bagus pariwisatanya.
"Mungkin media sangat mengcover pemerintah. Dan itu kita lakukan seperti di Lombok yang kita tetap normalisasi di utara namun tetap promosi yang tengah seperti Mandalika karena tidak terdampak," pungkas Arief.
Image and video hosting by TinyPic
[dtc/rdy/fay/gmc]
Sumber : detikcom



Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT