Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Belajar dari Kebangkitan UMKM NTB, Di Bawah Tekanan Covid-19

Sabtu, 25/07/2020 | 17:15 WIB
Catatan: M. Mada Gandhi Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdeka.com - Penulis, M. Mada Gandhi (Foto: Istimewa)
“industrialisasi butuh waktu, butuh biaya dan tidak otomatis jadi. Di dalam proses Industrialisasi ada cost of learning yang mahal.”
GetarMerdeka.com - Belum sepenuhnya pulih dari trauma sosial dan kerusakan bangunan akibat gempa bumi tahun lalu, menyusul tekanan ekonomi akibat covid-19, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) justru mencatat tonggak kebangkitan IKM/UMKM. Presiden Jokowi secara khusus meminta daerah lain meniru apa yang dilakukan Pemda NTB.
Melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang, Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) NTB menggeliat bangkit. Anggaran Covid-19 sejumlah Rp 325 Milyar selama 3 bulan yang dikucurkan pemerintah pusat, dibelanjakan sembako produk UMKM. Menariknya, sebagian alat produksinya adalah inovasi ciptaan pelaku usaha setempat.
Alat produksi yang sederhana, menghasilkan barang yang juga tidak sempurna dan cenderung mahal dibandingkan barang pabrikan. Tetapi pemerintah daerah bersikeras efek ganda (multiplier effect) akibat kebijakan ini sangat signifikan. Belanja pilkada dan rumahtangga Pemda juga digalakkan dari UMKM.
Gubernur NTB DR. Zulkieflimansyah harus menjawab banyak kritikan, di berbagai kanal media, di grup-grup Whatsup, medsos dan di berbagai kesempatan. JPS Gemilang pertama banyak cemo’ohan dan celaan. Masih terdapat kelemahan data penerima dan peserta.
Masuk JPS Gemilang kedua, data diperbaiki. Jumlah peserta maupun jenis produknya bertambah. Sebelumnya sekitar 500-an UMKM melonjak menjadi 3.271. Kritikan dan celaan hilang. Para pengusaha kecil itu bersuka ria mendapat dana segar dari belanja JPS.
Untuk distribusi menggunakan jaringan kantor desa. Dinas terkait menciptakan aplikasi khusus untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas. Masyarakat memperoleh banyak informasi dan pengawasan melalui aplikasi tersebut. Selanjutnya meluncurkan e-commerce yakni “Lades” (Lapak Desa), bagian dari penggunaan teknologi digital untuk efektifitas dan efisiensi.
Memasuki JPS Gemilang ketiga, Presiden Jokowi secara khusus meminta daerah lain mengikuti apa yang dilakukan Pemda NTB. Mendagri mengapresiasi rasionalisasi belanja barang dan jasa Pemda NTB berada di peringkat pertama nasional dengan capaian 57,96%. Pujian Presiden tentu bukan cuma karena dana JPS yang dibelanjakan ke UMKM tetapi upaya menjaga semangat kebangkitan ini terus berlanjut melalui program stimulus. Di antaranya pemberian fasiltas kredit tanpa bunga bertujuan memerangi rentenir.
Menyiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang “Bela dan Beli Produk Lokal” menjadi payung hukum untuk melindungi pengusaha kecil. Kredit-kredit dengan banyak kemudahan dari Bank Syariah milik daerah. Basis pengawasan dan pendampingan menggunakan masjid-masjid. Seperti diketahui Lombok populer dengan istilah pulau seribu masjid. (data menunjukkan sebenarnya tidak kurang 3.767 masjid besar dan 5.184 masjid kecil yang tersebar di 518 desa di Lombok dalam pulau seluas 4.514 kilometer).
Visi Industrialisasi Zul-Rohmi
Desain besar pengembangan IKM/UMKM sesungguhnya sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Tepatnya ketika pasangan Zul-Rohmi terpilih pada pilkada 2018 lalu. Salah satu fokusnya adalah industrialisasi berbasis UMKM.
Industri yang dimaksud dalam berbagai kesempatan Gubernur Zul menjelaskan bukanlah industri besar dengan cerobong asap dan mesin-masin raksasa, tetapi secara sederhana mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga memiliki nilai tambah, baik dari segi ekonomis maupun tenaga kerja.
Untuk maksud tersebut, beberapa tahun sebelum menjadi gubernur DR Zul (demikian akrab dipanggil) telah menggagas berdirinya sekolah; Universitas Teknik Sumbawa (UTS) yang belum pernah ada sebelumnya. Sekolah teknik memang linked dengan industrialisasi yang dimaksud.
Di antara fokus UTS, merancang mesin-mesin produksi sederhana yang inovatif, mesin penggilingan padi, pengolah tepung jagung, rumput laut, dan mesin bersifatnya produktif serta ramah lingkungan di antaranya motor dan mobil listrik, alat bajak , mesin pompa air dan penyimpanan ikan (cold storage) semua bertenaga surya, mesin pengolah sampah yang menghasilkan listrik bekerjasama PLN. Perlu dicatat semua itu on going. Sedang berjalan.
Di samping membangun sekolah teknik, juga galak mengirimkan putra daerah menuntut ilmu dalam program bea siswa ke berbagai perguruan tinggi terkemuka negara lain melalui Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) yang dididirkan Pemda . Program ini menyasar secara luas generasi muda hingga ke organisasi kemasyarakatan.
Bersamaan juga mendirikan gedung yang menjadi inkubasi bisnis, Science Technology and Industrial Park (STIPark) di Banyumulek Lombok Barat. Agaknya tidak berlebihan jika Gubernur Zul dalam sebuah kesempatan ‘’Jadi ke depan, industrialisasi itu hub-nya di NTB,’’katanya.
Ia menyadari bahwa perlu waktu untuk melihat hasilnya “industrialisasi butuh waktu, butuh biaya dan tidak otomatis jadi. Di dalam proses Industrialisasi ada cost of learning yang mahal.” Ujarnya kepada media dalam sebuah kesempatan sambil menambahkan, bahwa salah satu investasi yang besar untuk menunjang industrialisasi adalah meningkatkan kapasitas SDM.
Indikasi geliat kebangkitan UMKM ini memang sudah direkam pertumbuhannya oleh Biro Statistik di atas 12 % dan tenaga yang terserap di dalamnya di atas 2 juta orang yang terus naik. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2020 ini berada pada kisaran hingga 5,6 persen. Jauh di atas pertumbuhan ekonomi Nasional yang diprediksi minus 3 persen. (*)
[gmc/ro1/mmg]

Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT