Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Jokowi: Yang Hambat Rakyat Mau Berobat, Pasti Saya Kejar!

Rabu, 23/05/2018 | 16:47 WIB
Reporter: Gibran Maulana Ibrahim | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Presiden Jokowi. (Foto: Rengga Sancaya/detikcom).
Jakarta, GetarMerdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan sudah menjadi tugas pemerintah memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk masyarakat. Jika ada yang mempersulit, maka Jokowi sendiri yang akan mengejar.
Jokowi mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan. Sebab, jika sudah sakit maka bukan hanya membuat tidak bisa beraktivitas, tetapi juga membuat susah dalam hal ekonomi.
"Yang namanya kesehatan yang bagus itu preventif. Pola makan diatur, olah raga rutin, tidur yang cukup tapi jangan kebanyakan," kata Jokowi saat silaturahmi dengan penerima manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Simak juga: Jokowi ke Anies: Di Jakarta Kalau Sakit Mahal
Jokowi juga menegaskan yang terpenting adalah ketika rakyat ingin berobat, tidak boleh ada yang menghambat. Rakyat harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dari negara.
"Yang paling penting sebetulnya hanya dua. Pertama, rakyat kalau mau mendapatkan pelayanan kesehatan jangan dihambat. Kedua, rakyat kalau mau dapat pelayanan kesehatan jangan dipersulit. Hanya itu kok, nggak banyak permintaan saya," katanya.
Simak juga: Jokowi Undang Penerima KIS ke Istana
Jika masih ada yang mempersulit, maka Jokowi akan mencari tahu dan mengejar sampai dapat.
"Sampai nanti saya cek rumah sakit ada yang ngeluh ke saya dipersulit, dihambat, saya nggak mau. Pasti saya kejar, kenapa dipersulit? Saya cari, pasti!" kata Jokowi.
Image and video hosting by TinyPic
[dtc/gbr/idh/gmc]
Sumber : detikcom



Pertamakali NTB akan Launching Aplikasi TP4D

Rabu, 23/05/2018 | 16:35 WIB
Reporter: Syafruddin | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Foto: Biro Humas NTB
Mataram (NTB) GetarMerdeka.com - Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Kejaksaan Tinggi Provinsi NTB atas upaya dan kerja nyatanya sehingga akan melaunching aplikasi Tim Pengamanan dan Pengawalan Pembangunan Daerah (TP4D). “Yang pertama saya sangat apresiasi penyelenggaraan launching TP4D ini, apalagi NTB adalah provinsi pertama yang melaksanakannya”, Ujar Gubernur saat menerima Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi Provinsi NTB, Eri Arianysah Harahap di Pendopo Gubernur, Rabu (23/5/18).
Eri Ariansyah hadir untuk melaporkan rencana launching aplikasi TP4D di Website Kejati NTB. Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Gubernur, Kepolisian Daerah NTB dan Kejaksaan Tinggi NTB dalam hal penanganan pengaduan masyarakat.
Gubernur NTB yang biasa disapa Tuan Guru Bajang (TGB) berharap, agar hal-hal inovatif seperti ini perlu dilakukan, agar masyarakat merasa ada kepeloporan yang baik yang terus diupayakan oleh pemerintah. “Saya juga setuju dilakukan penguatan terkait TP4D dengan dilibatkannya seluruh OPD Di NTB ini sebagai jembatan informasi bagi masyarakat. saya berharap kerjasama yang kita tandatangani bersama tadi bisa berjalan dengan baik dan bisa turun juga ke kabupaten/kota se-NTB”, tutup TGB.
Dalam kesempatan tersebut, Eri Ariansyah menjelaskan bahwa launching aplikasi TP4D dihajatkan dalan upaya memaksimalkan keberadaan TP4D dalam pencegahan korupsi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan di masyarakat dan NTB sebagai pelopor pertama di Indonesia dalam inovasi ini. “Sejak 2017 kami sudah kerjasama dengan Dinas PUPR, Dinas Pertanian dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB. Harapan kami 2018 ini kerjasama dengan stakeholders bisa bertambah,” ungkapnya.
TP4D terdiri dari unsur intel, pidana khusus (pidsus), serta perdata dan tata usaha negara (datun) ini memiliki tugas dan fungsi untuk mengawal, mengamankan dan mendukung keberhasilan pemerintahan dan pembangunan melalui upaya-upaya pencegahan preventif dan persuasif. Selain itu tim juga akan memberikan penerangan hukum di lingkungan instansi pemerintah, BUMN, BUMD, terkait perencanaan, pelelangan, pelaksanaan pekerjaan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan, perizinan, pengadaan barang dan jasa, tertib administrasi dan tertib pengelolaan keuangan negara. TP4D juga dapat memberikan pendampingan pemahaman hukum dalam penggunaan anggaran sehingga tidak terjadi kasus korupsi yang tidak di inginkan.
“Dalam pelaksanaan tugasnya, TP4D tidak bisa lepas dari Tim Intelejen dan Bidang Tata Usaha Negara. Oleh Karena itu program dari Tim ini harus disukseskan untuk mengatasi persoalan kesalahan dalam pengelolaan anggaran pembangunan  terutama di wilayah Hukum Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat”, ujar Eri.
Image and video hosting by TinyPic
[ro1/eed/gmc]


Saat Jemaat Ahmadiyah Berdialog dengan TGB

Rabu, 23/05/2018 | 16:23 WIB
Reporter: Muhammad Nursyamsyi | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi menemui dan berdialog dengan warga Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Senin (21/5).
"Permasalahan Ahmadiyah di NTB sudah terjadi sejak 1990."
Lombok Timur (NTB) GetarMerdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi menemui dan berdialog dengan warga Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Senin (21/5). Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini juga menemui warga Ahmadiyah yang sedang berada di Mapolres Lombok Timur.
Kehadiran orang nomor satu di NTB tersebut untuk menindaklanjuti penyelesaian kasus perusakan sejumlah rumah dan pengusiran warga Ahmadiyah oleh sekelompok warga pada Sabtu (19/5). Kejadian itu mengundang keprihatinan TGB. Apalagi, peristiwa yang melibatkan tujuh kepala keluarga (KK) Ahmadiyah yang tinggal di delapan rumah tersebut terjadi di bulan suci Ramadhan.
Saat berdialog dengan masyarakat, TGB mengajak masyarakat Gereneng untuk menjaga hal-hal baik yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, yaitu semangat persaudaraan, kekeluargaan, dan kekerabatan.
“Kalau kita tidak bisa menjaga persaudaraan dan kekeluargaan, maka yang muncul adalah kebencian,” ujarnya di Lombok Timur, Senin (21/5).
Dia melanjutkan, jika ada yang dirasa kurang cocok, masyarakat diminta menempuh cara-cara baik untuk menyelesaikannya, seperti melakukan musyawarah atau saling menasihati. Sebab, apa yang terjadi dalam diri seseorang merupakan cerminan bagi orang lain.
“Kalau ada yang salah, nasihati dia karena dia adalah cerminan kita. Semua kita adalah cerminan satu sama lain,” katanya.
Meskipun kejadian perusakan rumah warga yang menjadi jemaat Ahmadiyah sudah terjadi, TGB berharap kepada masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang. Sebab, kalau terjadi akan berdampak pada pembangunan serta nama baik daerah.
“Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi yang kita harapkan,” kata TGB.
Dia menjelaskan, pemerintah akan mencarikan solusi terbaik untuk kasus tersebut, yaitu dengan mengundang sejumlah tokoh masyarakat untuk duduk bersama, bermusyawarah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. TGB juga berdialog dengan sejumlah warga Ahmadiyah di Mapolres Lombok Timur.
TGB mengatakan, akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Hanya saja, dia memerlukan waktu lantaran masalah tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan.
Tidak mungkin pula baginya untuk segera mengembalikan warga Ahmadiyah ke Desa Gereneng ataupun memperbaiki rumah mereka. “Sementara, kita tunggu situasi mendingin,” ucap TGB.
Selain itu, TGB meminta Pemkab Lombok Timur agar memastikan anak-anak warga Ahmadiyah tetap bersekolah dan mendapatkan trauma healing.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyebutkan, terdapat setidaknya 50 orang diduga menjadi pelaku dalam aksi anarki yang menimpa jemaat Ahmadiyah di Lombok Timur, NTB. “Tidak ada korban luka dan jiwa, tapi sejumlah rumah dirusak,” kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (21/5).
Setyo menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu 19 Mei 2018. Pelaku yang berjumlah sekitar 50 orang tersebut tiba-tiba merusak sejumlah rumah milik Zainal, Jasman, Usnawati, Amat, dan Artoni pada pukul 12.00 WITA.
Sampai saat ini, kata Setyo, kepolisian setempat masih melakukan penyidikan secara simultan. Polisi juga melakukan proses pemulihan keamanan agar masyarakat bisa beraktivitas secara normal. “Tapi, proses hukum tetap berlangsung,” kata dia.
Kapolda NTB Brigjen Achmat Juri menyampaikan, saat ini ada 23 jemaat Ahmadiyah yang terdiri atas tiga laki-laki, delapan perempuan, dan 12 anak-anak diamankan di Mapolres Lombok Timur.
Kabid Humas Polda NTB AKBP Komang Suartana menerangkan, peristiwa perusakan terjadi sekitar pukul 12.00 WITA di Dusun Gereneng dan Dusun Lauk Eat yang berada di Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. Kejadian bermula saat jemaat Ahmadiyah berinisial JS mengajar mengaji anak-anak SD masyarakat setempat di rumahnya. Saat itu, terjadi percekcokan di antara anak-anak yang berujung melaporkan kejadian tersebut kepada orang tua.
Hingga akhirnya, masyarakat setempat dengan jumlah sekitar 30 orang berkumpul dan melempari rumah jemaat Ahmadiyah. “Kasus ini sudah ditangani Polres Lombok Timur. Ada 23 jemaat Ahmadiyah sudah ditempatkan sementara di Mapolres Lombok Timur,” kata Komang.
Menurut Komang, permasalahan Ahmadiyah di NTB sudah terjadi sejak 1990. Sempat pula terjadi kerusuhan terhadap jemaat Ahmadiyah di Lombok Timur pada 2001.
“Setiap tahunnya permasalahan sering terjadi, namun dapat dikendalikan oleh kepolisian dan pemerintah daerah dengan membuat kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh jemaat Ahmadiyah. Namun, kesepakatan tersebut sering dilanggar,” kata Komang.
Image and video hosting by TinyPic
[rol/gmc]
Sumber : RepublikaOnline



Zainul Majdi minta Kerjasama NTB - Tiongkok Harus Terus Dijaga

Rabu, 23/05/2018 | 16:08 WIB
Reporter: Syafruddin Eed Setiawan | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Foto: Biro Humas NTB
Mataram (NTB) GetarMerdeka.com - Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi berharap hubungan dan kerjasama yang baik antara NTB-Tiongkok selama ini, harus terus dijaga dan dipertahankan. Hal itu ditegaskan Gubernur saat menerima Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Denpasar, Gao Haodong di kediaman resminya, Selasa, (22/5/2018) pagi.
Gubernur juga menyampaikan bahwa disamping sektor ekonomi, sosial budaya dan sektor pariwisata yang telah dijajaki selama ini, sektor pendidikan juga menjadi bidang kerjasama NTB-Tiongkok. Rencana pemerintah Tiongkok yang akan menjajaki kerjasama bidang pendidikan di NTB dengan beberapa pondok pesantren, melalui program studi bahasa mandarin, disambut hangat Gubernur Tuan Guru Bajang (TGB).
Dijelaskan TGB, di NTB ini banyak sekali sekolah agama islam , mulai dari jenjang Sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tiongkok yang terkenal maju dalam urusan pendidikan diharap Gubernur bisa menjadi salah satu tempat menimba ilmu bagi santri- santri NTB.” Banyak hal yang patut kami tiru dari saudara warga tionghoa, salah satunya mengenai etos kerja," puji Gubernur.
Saat itu, RRT disebut Gubernur) sebagai salah satu mitra kerja yang baik bagi NTB.  Dari masyarakat NTB yang plural ini, kata Gubernur, jumlah warga Tionghoa tidak sedikit. Dapat dikatakan, masyarakat Tionghoa, merupakan salah satu penggerak sektor ekonomi di NTB. “Kultur china memang memiliki kedekatan psikis dengan kami. Terbukti, telah puluhan tahun masyarakat NTB dengan etnis Tionghoa hidup berdampingan dengan damai”,terangnya.
Kepercayaan disebutnya salah satu kunci membangun kerjasama yang baik. Kepercayaan itu akan tumbuh,  jika diawali  proses saling mengenal satu sama lain dengan baik. Termasuk saling mengenal kebudayaan dan adat istiadat. Salah satu yang dicontohkan Gubernur, melalui event budaya seperti perayaan imlek yang telah berlangsung beberapa tahun belakangan di mataram. Event tersebut dapat berlangsung damai tak terlepas dari dukungan tokoh adat dan lintas agama yang menggambarkan keharmonisan hubungan kedua negara. “ event seperti ini saya harap dapat terus dilanjutkan”, ungkap TGB.
Konjen RRT yang berkantor di Denpasar, Gao Haodong, juga tak kalah senang karena bisa diterima langsung oleh Gubernur Tuan Guru Bajang  (TGB).  Ia menjelaskan maksud kedatangannya kepada Gubernur, yakni dalam upaya penjajakan berbagai  potensi kerjasama diantaranya terkait pertukaran sosial budaya,investasi, perdagangan,kerjasama pembangunan infrastruktur dan pendidikan.
Diakuinya kepada Gubernur, dirinya memiliki kedekatan psikis dengan umat muslim, karena sebelumnya, pernah dipercaya bertugas di beberapa negara muslim di timur tengah. Ia merasa senang kehidupan masyarakat Tionghoa di NTB  aman dan bisa berdampingan dengan penduduk muslim. Ia berharap, hubungan baik yang telah terjalin baik selama ini antara NTB ( Indonesia) dan Cina bisa terus berlanjut dan semakin baik. Terlebih, Lombok, merupakan salah satu destinasi favorit turis cina.
Image and video hosting by TinyPic
[ro1/eed/gmc]


Sekda NTB: Pembangunan SDM Jadi Fokus Harkitnas 2018

Rabu, 23/05/2018 | 15:51 WIB
Reporter: Syafruddin Eed Setiawan | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Foto: Biro Humas NTB
Mataram (NTB) GetarMerdeka.com - “Pembangunan sumber daya manusia memperkuat pondasi kebangkitan nasional Indonesia dalam era digital”, menjadi tema yang diangkat pada upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-110 tahun 2018 yang digelar di halaman Bumi Gora Kantor Gubernur, Senin (21/5/18).
Dalam amanat, Menteri Komunikasi Dan Informatika RI, Rudiantara yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, dijelaskan bahwa dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2018 ini, harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri.
Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia.         
"Bapak Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan selalu mendorong dunia pendidikan, bekerja sama dengan industri dan bisnis, untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam pendidikan vokasi", ujar Rudiantara.
Dalam sambutan yang dibacakan juga disampaikan bahwa jurusan-jurusan baru, baik di tingkat pendidikan tinggi maupun juga di tingkat menengah, yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan, harus selalu diciptakan untuk memasok industri akan tenaga terampil yang siap kerja. Generasi bonus demografi yang kebetulan juga beririsan dengan generasi millenial kita, pada saat yang sama, juga terpapar oleh massifnya perkembangkan teknologi, terutama teknologi digital.
Dijelaskan pula bahwa digitalisasi di berbagai bidang ini juga membuka jendela peluang dan ancaman yang sama. Ia akan menjadi ancaman jika hanya pasif menjadi pengguna dan pasar, namun akan menjadi berkah jika kita mampu menaklukkannya menjadi pemain- pemain yang menentukan ekonomi berbasis digital dunia.
Alhamdullilah, kita mencatat bahwa tak sedikit anak muda kreatif yang mampu menaklukkan gelombang digitalisasi dengan cara mencari berkah didalamnya.
Banyak kreator konten dan pengembang aplikasi indonesia yang mendunia, mendapatkan apresisi baik material maupun non-material.
Oleh sebab itu, mari bersama-sama kita jauhkan dunia digital dari anasir-anasir pemecah-belah dan konten-konten negatif, agar anak-anak kita bebas berkreasi, bersilaturahmi, berekspresi, dan mendapatkan manfaat darinya. Tidak ada satu pihak yang tanggung jawabnya lebih besar daripada yang lain untuk hal ini.
Diakhir sambutan, rudiantara menghimbau seluruh anak negeri untuk menghadapi digitalisasi dewasa ini dalam irama yang serempak, khusunya dalam memecahkan masalah dan menghadapi para pencari masalah.
Peserta upacara terdiri dari anggota TNI/Polri, anggota ormas, kalangan pemuda dan pelajar serta PNS Pemprov NTB. Hadir sebagai undangan, perwakilan FKPD, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pejabat struktural lingkup pemprov NTB.
Image and video hosting by TinyPic
[ro3/eed/gmc]


Temui Warga di Lokasi Ahmadiyah Diserang, TGB Minta 8 Rumah Diperbaiki

Senin, 21/05/2018 | 13:09 WIB
Reporter: Mei Amelia R | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - TGB temui warga di lokasi penyerangan Ahmadiyah (Foto: Dok. Istimewa)
Lombok Timur (NTB) GetarMerdeka.com - Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menemui warga Desa Gereneng. Desa Gereneng merupakan lokasi tempat sejumlah warga Ahmadiyah mengalami penyerangan.
Pjs Bupati Lombok Timur (Lotim) Akhsanul Khalik menyatakan, TGB mengunjungi warga hari ini, Senin (21/5/2018). TGB hadir didampingi sejumlah pejabat Provinsi, Dandim 1615/Lotim, dan Kajari Selong dan Kabag Ops Polres Lotim.
Simak juga: Gesekan Ahmadiyah-Warga di NTB Sudah Sejak 1990
Menurut Akhsanul, TGB meminta rumah-rumah yang rusak karena, penyerangan diperbaiki. Apabila masyarakat tak bisa melakukannya dalam waktu dekat, maka Pemprov akan melakukan perbaikan pada saat yang tepat.
"Pak Gubernur meminta kepada masayarakat untuk memperbaiko rumah rumah sebanyak 8 rumah yang rusak, akan tetapi untuk sementara waktu masyarakat belum memberikan. Akan tetapi pemerintah daerah akan melakukannperbaikan terhadap rumah rumah yang rusak nanti pada saat yang tepat kata pak Gubernur," tutur Akhsanul.
TGB dalam akun Twitternya @tgbID juga menyampaikan agar warga untuk saling menghormati satu sama lain.
"Hentikan semua perbuatan permusuhan apalagi kekerasan, hormati Ramadan, hormati hak setiap orang untuk hidup dengan aman dan damai sesuai keyakinannya," tulis TGB, Minggu (20/5).
Simak juga: Warga Ahmadiyah Diserang, TGB: Hormati Hak Hidup Setiap Orang
Sebelumnya warga jemaah Ahmadiyah di Lombok Timur, NTB, diserang sekelompok orang. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi berkaitan dengan adanya peristiwa pengrusakan rumah warga Ahmadiyah tersebut.
Saat ini, warga Ahmadiyah tersebut diamankan di Polres Lombok Timur. Mereka rencananya dipindahkan ke Kota Selong, Senin (21/5) hari ini.
Image and video hosting by TinyPic
[dtc/rna/fjp/gmc]
Sumber : detikcom



TGB: Terorisme Tidak Bisa Diselesaikan Dengan Senjata

Senin, 21/05/2018 | 12:44 WIB
Reporter: Bisma Rizal | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi - [ist]
Jakarta, GetarMerdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB), Muhammad Zainul Majdi mengatakan persoalaan terorisme tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan senjata. Karenanya, solusinya tidak mungkin diserahkan kepada Kepolisian saja.
"Karena tidak bisa dinafikan terorisme itu salah satu faktor pemicunya adalah karena pemikiran yang ekstrem atau kesalahan memahami teks agama," ujarnya saat ditemui skalanews di hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (18/5).
Majdi menambahkan, atas dasar itulah dibutuhkan peran tokoh-tokoh agama. "Kalau dibidang itu polisi enggak bisa menanganani dengan menyampaikan konsep-konsep Islam yang wasathiyah atau Islam jalan tengah," ungkapnya.
"Dan pemikiran tidak mungkin dapat dilawan dengan senjata dan dia sendiri tidak takut sama senjata. Kan dia (pelaku teror) mencari perhatian malah," jelasnya.
Atas dasar itulah, kata Majdi dibutuhkan sinergi dengan pemuka agama. "Jadi selain negara bekerja dengan UU yang ada harus ada kerja-kerja kultural yang sifatnya keumatan," jelasnya.
Image and video hosting by TinyPic
[skk/dbs/gmc]
Sumber : skalacom



Terjadi Insiden yang Menimpa Warga Ahmadiyah, Ini Kata Gubernur NTB

Senin, 21/05/2018 | 12:32 WIB
Reporter: Muhammad Nursyamsyi Syafruddin | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi Foto: Biro Humas NTB
"Situasi di Desa Gereneng, Lombok Timur, sudah kondusif."
Mataram (NTB) GetarMerdeka.com - Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) angkat suara terkait peristiwa kasus kekerasan yang menimpa warga Ahmadiyah di Desa Gereneng, Kabupaten Lombok Timur. TGB meminta untuk menghentikan semua perbuatan permusuhan apalagi kekerasan.
"Hormati Ramadhan, hormati hak setiap orang untuk hidup dengan aman dan damai sesuai keyakinannya," ujar TGB dalam pernyataan tertulisnya di Mataram, NTB, Ahad (20/5).
TGB melanjutkan, perangkat Pemprov NTB, Pemkab Lombok Timur bersama TNI dan Polri sudah memulihkan situasi dan kondisi di sana. "Sebagian warga Ahmadiyah di lokasi diamankan di Mapolres Lotim, sebagian mengungsi ke tempat keluarga mereka," kata TGB menambahkan.
TGB menyampaikan, pemulihan rumah milik warga segera dilakukan dan mediasi juga sudah dimulai. Sementara itu, penegakan hukum terhadap pelaku perusakan akan dilakukan oleh pihak kepolisian."Demikian pernyataan ini setelah hampir 10 tahun tidak pernah ada masalah dengan warga Ahmadiyah di NTB," katanya menambahkan.
Kapolres Lombok Timur, AKBP M Eka Faturrahman menyampaikan, situasi di Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (20/5) sudah kondusif menyusul peristiwa perusakan rumah warga Ahmadiyah pada sehari sebelumnya, Sabtu (19/5) kemarin."Sudah kondusif," kata Eka saat dihubungi Republika.co.id dari Mataram, NTB, Ahad (20/5).
Eka menyebutkan, tidak ada penyerangan secara fisik yang dilakukan masyarakat terdapat warga Ahmadiyah. Kejadian ini, kata ia, merupakan puncak dari kemarahan warga atas warga Ahmadiyah yang sebelumnya menyatakan diri sudah bertaubat, namun pada kenyataannya kembali pada ajaran Ahmadiyah.
Kondisi ini kerap terjadi setiap tahun, bahkan sudah sejak lama. Masyarakat sekitar, kata Eka, keberatan adanya warga Ahmadiyah di permukimannya."Memang semacam tuntutan dari warga supaya tidak lagi Ahmadiyah di permukiman mereka. Katanya sudah taubat tapi terulang lagi bahkan mereka sudah membuat surat pernyataan tapi terulang lagi. Kebencian masyarakat sudah memuncak," lanjutnya.
Eka menjelaskan, pada kejadian-kejadian di tahun sebelumnya, aparat penegak hukum mampu memediasi atas keresahan warga. Namun, peristiwa baru-baru ini sudah mencapai tahap puncak dari kekesalan warga.
Ia mencatat, sebanyak delapan rumah warga Ahmadiyah rusak dalam insiden ini. Kendati begitu, situasi saat ini sudah kondusif. Sebanyak 23 orang dari warga Ahmadiyah telah dievakuasi sementara di Mapolres Lombok Timur dan akan dipindahkan ke Loka Latihan Kerja Lombok Timur yang berada di Kecamatan Selong.
Eka menyayangkan peristiwa ini, terlebih terjadi saat bulan suci Ramadhan. Padahal, selama ini meski sedang memasuki tahun politik di mana digelarnya Pilbup Lombok Timur dan Pilgub NTB, situasi di Kabupaten Lombok Timur berjalan sangat kondusif.
Kabid Humas Polda NTB AKBP Komang Suartana mengatakan Kapolda NTB Brigjen pol Achmat Juri telah meninjau lokasi pengrusakan rumah warga jemaat Ahmadiyah.
"Untuk sementara warga jemaah Ahmadiyah selaku korban diamankan di Polres Lombok Timur berjumlah 23 orang dengan rincian 8 perempuan, 3 laki-laki, dan 12 anak-anak," kata Komang di Mataram, NTB, Ahad (20/5).
Image and video hosting by TinyPic
[rol/eed/ro1/gmc]
Sumber : RepublikaOnline



Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI
ADVERTISEMENT