Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Hari Lahir Pancasila 1 Juni: Di Bawah Pohon Sukun Bercabang Lima Tempat Soekarno Renungkan Pancasila

Jumat, 01/06/2018 | 12:27 WIB
Reporter: Tribun News | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.
"Mengingat Soekarno dan Pancasila juga mengingatkan sebuah daerah di Indonesia Timur, Ende. Ya, di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Bung Karno merenungkan Pancasila."
GetarMerdeka.com - Lahirnya Pancasila tak bisa dilepaskan dari gagasan dan peran penting Presiden pertama RI, Soekarno."Bung Karno, demikian ia biasa disapa, pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945, melontarkan gagasannya kepada anggota sidang soal Pancasila.
Mengingat Soekarno dan Pancasila juga mengingatkan sebuah daerah di Indonesia Timur, Ende. Ya, di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Bung Karno merenungkan Pancasila.
Lahirnya Pancasila tak bisa dilepaskan dari gagasan dan peran penting Presiden pertama RI, Soekarno.
Bung Karno, demikian ia biasa disapa, pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945, melontarkan gagasannya kepada anggota sidang soal Pancasila.
Mengingat Soekarno dan Pancasila juga mengingatkan sebuah daerah di Indonesia Timur, Ende. Ya, di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Bung Karno merenungkan Pancasila.
Saat itu, ia dalam masa pengasingan, pada 1934-1939.
Pergerakan Soekarno dan beberapa rekannya dianggap berbahaya oleh Belanda.
Hal ini membuat Belanda kembali mengasingkan Bung Karno setelah sebelumnya keluar dari penjara Sukamiskin.
Untuk sampai ke Ende, Soekarno menempuh 8 hari perjalanan dengan menggunakan kapal.
Belanda sengaja membuang Soekarno ke tempat yang jauh agar bisa memutus hubungan dengan para loyalisnya.
Di Ende, Soekarno dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, menempati rumah Abdullah Ambuwawu.
Selama di pengasingan, kehidupan Soekarno sangat sederhana.
Sebagai seseorang yang diasingkan, Bung Karno hanya sedikit memiliki akses untuk berkorespondensi.
Keadaan ini membuat Soekarno tertekan.
Namun, ia tak patah arang. Soekarno justru bisa berpikir lebih dalam tentang banyak hal.
Dia mulai mempelajari lebih jauh soal agama Islam, hingga belajar pluralisme dengan bergaul bersama pastor di Ende.
Aktivitas Soekarno lainnya, melukis hingga menulis naskah drama pementasan.
Di sekitar lokasi pengasingannya, terdapat sebuah taman.
Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan. (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)
Di taman inilah Bung Karno banyak merenung, di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.
Salah satu hasil perenungannya adalah Pancasila.
Kini, taman ini dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau sering disebut Taman Renungan Pancasila. Lokasinya di Kelurahan Rukun Lima.
Di taman tersebut, terdapat patung Soekarno duduk merenung di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.
Sementara, pohon sukun yang ada di Tamman Renungan Bung Karno disebut Pohon Pancasila.
Pohon yang ada saat ini adalah pohon yang ditanam pada 1981, karena pohon yang asli sudah tumbang sejak 1960.
Saat ini, kawasan Taman Renungan Soekarno dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kreasi seni dan budaya, serta diskusi.
Image and video hosting by TinyPic
[tri/gmc]
Sumber : TribunNews



Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI
ADVERTISEMENT