Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Warga Lombok Timur gelar doa tolak bala di pinggir jalan

Jumat, 24/08/2018 | 09:24 WIB
Reporter: Ya'cob Billiocta | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Ilustrasi
Mataram, GetarMerdeka.com - Warga Desa Jejangka Daya, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menggelar doa tolak bala bersama di pinggir jalan, Kamis (23/8).
BACA JUGA
Menteri Basuki ajak Kadin bangun rumah tahan gempa di LombokPemerintah beri keringanan sanksi pajak untuk korban Lombok Besok, Sri Mulyani terbang ke Lombok tinjau kerusakan akibat gempa
Doa tolak bala yang diawali dengan tausiah singkat kemudian dilanjutkan membaca Surat Yasin ini diikuti oleh puluhan jemaah, mulai dari kalangan anak-anak sampai lansia.
Agustini (26), salah seorang warga Desa Jejangka Daya menjelaskan, tujuan kegiatan keagamaan ini digelar untuk meminta kepada Allah SWT, agar tetap diberikan ketabahan dan kesabaran serta kekuatan iman dalam menghadapi bencana gempa yang muncul sejak akhir Juli lalu.
BERITA TERKAIT
Rayakan Idul Adha, BI alokasikan hewan kurban ke NTBBNPB perkirakan kerugian gempa Lombok capai Rp 7,7 triliunSoal gempa Lombok, Sandiaga serukan tobat nasional
"Setidaknya dengan adanya doa bersama ini, bisa mengobati trauma kita dengan gempa dan dijauhkan marabahaya," kata perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai perawat di Puskesmas Labuhan Lombok itu.
Dari pantauan Antara, Agustini bersama warganya duduk berhadapan dengan alas seadanya di pinggir jalan utama menuju Pelabuhan Kayangan, Kabupaten Lombok Timur.
Dengan bantuan pengamanan kendaraan yang lalu lalang, warga Desa Jejangka Daya melantunkan bacaan Surat Yasin dan doa tolak bala menggunakan alat pengeras suara seadanya.
"Ini sudah hari ketiga kita gelar. Memang sengaja di sini, karena sudah tidak ada tempat lain lagi, masjid takut ada gempa lagi, lapangan sekolah sudah dipakai untuk pasar dadakan, ada lapangan di pantai, tapi kejauhan," ujarnya.
Sabrul (82), lansia yang ikut juga dalam barisan puluhan jemaah ini mengatakan bahwa cara ini merupakan tradisi warisan dari para orang tua terdahulunya.
"Ini adat cara orang tua dulu, kalau ada bencana, kita doa bersama, introspeksi diri. Ya semoga saja tidak ada lagi gempa susulan, kita harapnya begitu," kata Sabrul.
Image and video hosting by TinyPic
[mdk/cob/gmc]
Sumber : merdekacom



Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI
ADVERTISEMENT