Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Gubernur: Edukasi Kerja Keras TNI dan Polri Penting dalam Penanganan Covid-19

Jum'at, 05/06/2020 | 11:32 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Gubernur NTB, Zulkieflimansyah (Foto: PRCC Biro Humas NTB).
Sumbawa Besar (NTB), GetarMerdeka.com - Gubernur NTB, Zulkieflimansyah didamping Kapolda NTB, Irjen Pol Muhammad Iqbal memberikan arahan kepada TNI Polri di Mapolres Sumbawa, jumat (5/6/2020) dalam rangka penanganan wabah Pandemi COVID-19 di Kabupaten Sumbawa.
Dalam arahannya tersebut, Gubernur meminta peran aktif TNI Polri di Sumbawa dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penanganan Wabah COVID-19 ini, mengingatkan pentingnya protokol kesehatan sebagai langkah untuk menghindari penularan COVID-19.
"Kami mohon kepada teman-teman TNI dan Polri untuk terus menganjurkan masyarakat kita untuk tetap mematuhi Protokol Kesehatan COVID-19, memakai masker, hidup dengan pola hidup yang sehat mencuci tangan kemudian menghindari kerumunan dan sedapat mungkin berolahraga untuk meningkatkan kesehatan," tuturnya.
Ia juga meminta agar TNI Polri menjadi contoh bagi masyarakat dalam penerapan Protokol Kesehatan COVID-19, ia juga mengapresiasi kerja keras dari TNI Polri yang telah bersinergi dalam penanganan COVID-19 ini.
#NTBGemilang
#TNIPolri
[gmc/ro1/fbc/hms]

Bunda Niken Luncurkan Bantuan untuk Guru PAUD Terdampak Corona

Kamis, 04/06/2020 | 12:21 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) sekaligus Bunda PAUD Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah saat meluncurkan seribu paket sembako (Foto: PRCC Biro Humas NTB).
Lombok Utara, GetarMerdeka.com - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) sekaligus Bunda PAUD Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah meluncurkan seribu paket sembako berupa makanan tambahan, masker kain, peralatan cuci tangan kepada Guru PAUD Non PNS/ Non Sertifikasi yang terdampak Covid-19. Diawali peluncuran itu digelar di PAUD Islam Asy-Syifa’ NW, Teluk Nara - Lombok Utara, Kamis 4 Juni 2020.
Didampingi Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan beserta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Bunda Niken disambut gembira oleh anak-anak PAUD Islam Asy-Syifa sambil bertepuk tangan ria. Bunda PAUD juga menyempatkan diri untuk mengajar cara cuci tangan yang tepat dan pemakaian masker agar tetap sehat.
Dalam kesempatan tersebut, Bunda Niken, menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh guru-guru yang hingga saat ini istiqamah memberikan pembelajaran kepada anak-anak bangsa. Menurut bunda Niken, guru merupakan salah satu corong utama dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.
“Semua guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, Covid-19 ini memberikan dampak kepada kita semua, termasuk guru Non PNS dan Non Sertifikasi, bantuan paket sembako ini merupakan bagian kecil dari ucapan terimakasih kami kepada guru-guru PAUD yang hingga saat ini istiqamah memberikan perhatian mencerdaskan generasi penerus bangsa,” ungkap Bunda Niken.
Bunda Niken yang terkenal rendah hati ini berharap, bantuan tersebut benar-benar bermanfaat bagi guru-guru yang Terdampak Covid-19. “Kami berharap, selama pandemi Covid-19 ini, bantuan yang diluncurkan hari ini bermanfaat untuk guru Non PNS yang ada di Lombok utara,” harap Bunda Niken.
Lombok Utara, lanjut Bunda Niken, memiliki PAUD terbanyak di NTB, itu semua menjadi tantangan bagi guru-guru untuk terus mengingatkan peserta didik untuk selalu menjaga kesehatan. Terlebih, anak-anak positif Covid-19 di NTB yang cukup tinggi.
“Kabupaten Lombok utara memiliki PAUD terbanyak di NTB. Itu semua harus kita perhatikan, tidak hanya pendidikan anak-anak kita, tapi juga kesejahteraan mereka,” tutup bunda Niken sambil mengingatkan anak-anak untuk selalu menggunakan masker ketika bermain di luar rumah.
Sementara itu, salah satu guru PAUD Islam Asyifa, Herlinawati (30), mengucapkan terimakasih atas kehadiran Bunda Niken di sekolah tempatnya mengajar tersebut. Menurutnya, selain memberikan bantuan paket sembako, kehadiran Bunda Niken menjadi suntikan semangat kepada anak-anak dan para tenaga pengajar.
“Kami bersyukur, bunda Niken kembali bersilaturrahim dengan kami, meski sekolah tempat kami mengajar ini dikelilingi sawah, itu semua tidak menyurutkan semangat bunda Niken untuk hadir memberikan kami suntikan semangat,” ujar Herlinawati.
Alumni Ma’had Darul Qur’an wal Hadits (MDQH) NW Pancor tersebut berharap, silaturrahim bunda PAUD dengan guru-guru terus terjalin, terlebih di masa pandemi saat ini. “Semoga silaturrahim Bunda Niken terus terjalin hingga masa mendatang,” tutupnya. (Humas NTB)
[gmc/ro1/hms]

Kunker Gubernur NTB Sambut New Normal Fase Kenormalan Baru

Kamis, 04/06/2020 | 10:39 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan rombongan tiba di Bandara Shalahuddin Bima, Kamis (4/6). (Foto: PRCC Biro Humas NTB).
Mataram, GetarMerdeka.com - Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah melakukan kunjungan kerja di Kota dan Kabupaten Bima, Kamis (04/06/2020).
Kunjungan kerja Gubernur di kabupaten/kota paling timur NTB kali ini ditemani Kapolda NTB, Irjen Pol. M. Iqbal, S.I.K., MH, Danrem 162/WB, Kol. CZi Ahmad Rizal Ramdhani, Kepala Kejaksaan Tinggi dan sejumlah kepala OPD TK. Provinsi NTB.
Tiba di Bandara Sultan Salahuddin Bima sekitar pukul 08.45 Wita, orang nomor satu di NTB dan Anggota Forum Koordinasikn Pimpinan Daerah (Fokopimda) itu disambut Walikota Bima, H. M. Lutfi, Wakil Bupati Bima, Drs. M. Dahlan dan sejumlah pejabat lingkup Kabupaten dan Kota Bima.
Selasa (2/6) malam, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan jajaran, bersama unsur Forkopimda Provinsi NTB menggelar rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kediaman Kajati NTB.
Salah satu tema yang dibahas adalah upaya Provinsi NTB memetakan kesiapan New Normal untuk menghadapi fase kenormalan baru.
"Nah, sebelum menuju kenormalan baru, yuk kita bangun kebiasaan menerapkan protokol Covid-19, dimulai dari diri sendiri dulu", tandas Gubernur Zulkieflimansyah.
[gmc/ro1/hms]

Pemerintah Rogoh Rp 677 T Buat Pulihkan Ekonomi dari Corona

Kamis, 04/06/2020 | 07:19 WIB
Reporter: Hendra Kusuma Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Ilustrasi uang (Foto: Rachman Haryanto).
Jakarta, GetarMerdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 677,2 triliun hingga akhir 2020. Besaran angka itu juga sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet paripurna.
Dengan disetujui anggaran tersebut, Sri Mulyani bilang pemerintah akan merevisi Perpres Nomor 54 Tahun 2020 yang sudah diterbitkan dan dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Karena dalam Perpres awal lebih fokus pada krisis bidang kesehatan dan bansos kepada masyarakat, serta bagian ketiga mengenai ekonomi dan keuangan serta pemulihannya akan tertuang dalam revisi perpres ini," kata Sri Mulyani dalam video conference, Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Anggaran PEN kali ini juga lebih besar dibandingkan yang tertuang pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020, yaitu sekitar Rp 641,17 triliun. Dalam program PEN, Sri Mulyani mengatakan ada empat modalitas berbentuk belanja dalam menanggulangi dampak COVID-19 terhadap ekonomi.
Modalitas pertama berbentuk penanaman modal negara (PMN) kepada 12 BUMN, penempatan dana pemerintah di perbankan, investasi pemerintah, serta penjaminan pemerintah.
Baca juga: Soal Anggaran Pemulihan Ekonomi, DPR: UMKM Harus Diprioritaskan
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku, anggaran PEN yang mencapai Rp 677,2 triliun ditujukan kepada sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun. Dana tersebut untuk insentif tenaga medis, santunan kematian, dan bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (JKN), serta pembiayaan gugus tugas.
Kedua, untuk perlindungan sosial alias bansos sebesar Rp 203,9 triliun. Anggaran tersebut mencakup untuk program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, diskon listrik, bansos tunai non-Jabodetabek, bansos sembako Jabodetabek, BLT Dana Desa, dan Kartu Pra Kerja. Pemberian bansos ini ada yang diperpanjang hingga Desember 2020.
Ketiga, dukungan kepada UMKM sebesar Rp 123,46 triliun. Sri Mulyani bilang dukungan di sini dalam bentuk subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi, dan mendukung modal kerja bagi UMKM yang pinjamannya di bawah Rp 10 miliar.
Keempat, dukungan kepada dunia usaha sebesar Rp 120,61 triliun. Dukungan disini bentuknya insentif perpajakan. Kelima, dukungan bidang pembiayaan dan korporasi sebesar Rp 44,57 triliun. Pada bagian ini pemerintah memberikan PMN, penalangan kredit modal kerja untuk non UMKM, padat karya yang pinjamannya dari Rp 10 miliar hingga 1 triliun.
Sedangkan yang keenam, sebesar Rp 97,11 triliun yang dimanfaatkan sebagai dukungan untuk sektoral maupun kementerian/lembaga (K/L), serta pemerintah daerah dalam menanggulangi COVID-19.
Baca juga: Tak Mau Muluk-muluk, Sri Mulyani Cuma Harap Ekonomi RI Bisa Tumbuh
Simak Video "Jokowi Ingin Pertumbuhan Ekonomi Terjaga, Jangan Sampai Minus" #dekfinance
Sumber: detikcom
ekonom pemulihan ekonomi anggaran corona
[gmc/dtc/hek/fdl]

Momentum Bangkitnya Industrialisasi NTB di Masa Pandemi

Rabu, 03/06/2020 | 22:08 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, memastikan bahwa setelah pandemi Covid-19 ini, NTB akan tetap ramah terhadap pengunjung dari berbagai belahan dunia. (Foto: PRCC Biro Humas NTB).
Mataram, GetarMerdeka.com - Siapa sangka, bencana global Pandemi Covid-19 yang tengah menghantui berbagai belahan dunia, justeru menjadi momentum semakin menggeliatnya industrialisasi lokal di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Industrialisasi sendiri merupakan salah satu program unggulan NTB Gemilang di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah yang telah diusung sejak awal kepemimpinannya tahun 2019 yang lalu.
Bang Zul, panggilan akrab Gubernur NTB sering menyebut moment pandemi Covid-19 ini sebagai Blessing in disguise atau berkah tersembunyi. Pasalnya, dengan diterapkannya Pembatasan di berbagai aspek kehidupan masyarakat membuat Pemerintah harus mengerahkan seluruh tenaga untuk tetap menggerakkan prekonomian masyarakatnya.
Provinsi NTB menjadi provinsi pertama yang mengambil langkah berani dengan memberikan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang dikenal sebagai JPS Gemilang bagi masyarakat. JPS Gemilang sendiri bukan bantuan biasa yang diberikan pada masyarakat. Bantuan ini melibatkan 534 IKM dan UKM lokal asli masyarakat NTB.
Di NTB sendiri banyak memproduksi produk sembako lokal yang berkualitas dan melimpah. Dari beras, ikan, kopi, minyak, dan beraneka kebutuhan pokok lainnya. Oleh karena itu, Pemprov NTB berinisiatif mengemas bantuan JPS Gemilang 100 % dengan memanfaatkan produk lokal. Dengan begitu sektor perekonomian masyarakat bisa tetap hidup.
"Kami selalu punya anggapan bahwa setiap keadaan, krisis dan kesulitan itu pasti ada peluangnya,” kata Gubernur.
Industri masker produk lokal NTB
Dari ratusan IKM/UKM tersebut, terdapat 15 item pokok produk lokal untuk mengkaver bantuan pemerintah Provinsi NTB. item-item tersebut, diantaranya bantuan seperti Beras, Garam, Ikan Kering, Minyak Kelapa, Abon, Gula Aren, Minyak Kayu Putih, Kopi, Teh Kelor, Serbat Jahe, Susu Kadelai, Masker, Sabun, Kue Kering Dan Goody Bag Vinyl.
Dari semua produk-produk lokal itu telah melibatkan IKM/UKM yang tersebar di seluruh kabupaten kota se-NTB. Terdapat 126 IKM/UKM dari Kota Mataram, Lombok Barat 74 IKM/UKM, Lombok Tengah 44 IKM/UKM, KLU 54 IKM/UKM, Lombok Timur 71 IKM/UKM, KSB 29 IKM/UKM, Sumbawa 26 IKM/UKM, Dompu 41 IKM/UKM, Bima 30 IKM/UKM Dan Kota Bima 36 IKM/UKM. Sehingga total IKM/UKM yang terlibat dalam progran JPS Gemilang sebanyak 534 industri dan usaha lokal maysarakat NTB.
Diberdayakannya IKM dan UKM lokal di NTB diharapkan Gubernur NTB akan berdampak bukan hanya selama pandemi Covid-19 tetapi juga untuk keberlangsungan industrialisasi di NTB di masa yang akan datang. (Novita, Suparman, @diskominfotikntb)
[gmc/ro1/inf/hms]

Update 3 Juni: Kasus Baru Pandemi Covid-19 di NTB, Terkonfirmasi 18 Orang Wafat

Rabu, 03/06/2020 | 20:39 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Sekda NTB Lalu Gita Ariadi tengah memimpin Rakor Bakohumas NTB Sosialisasi Informasi Edukasi Pandemi Covid-19 Wujudkan Kehidupan Baru 'New Normal' Selasa, (2/6). (Foto: PRCC Biro Humas NTB).
Mataram, GetarMerdeka.com - Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H.Lalu Gita Ariadi, M.Si, Selaku Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, melalui Press Releasenya diterima Redaksi #getarmerdekadotcom Rabu malam menjelaskan, dengan adanya tambahan 20 kasus baru terkonfirmasi positif, 2 (dua) tambahan sembuh baru, dan 4 (empat) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (3/6/2020) sebanyak 705 orang, dengan perincian 299 orang sudah sembuh, 18 meninggal dunia, serta 388 orang masih positif dan dalam keadaan baik.
Menurut Sekda, untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.
Hingga press release ini dikeluarkan, Tim Gugus Tugas Penanganan Pandemi Covid-19 Provinsi NTB terus melakukan pengawasan. Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 1.334 orang dengan perincian 598 orang (45%) PDP masih dalam pengawasan, 736 orang (55%) PDP selesai pengawasan/sembuh.
Desain Grafik - Update per 3 Juni peta sebaran Covid-19 di Provinsi NTB (@Diskominfotik NTB).
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 5.883 orang, terdiri dari 427 orang (7%) masih dalam pemantauan dan 5.456 orang (93%) selesai pemantauan.
"Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19, namun tanpa gejala sebanyak 7.138 orang, terdiri dari 2.125 orang (30%) masih dalam pemantauan dan 5.013 orang (70%) selesai pemantauan.
Sedangkan Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 61.399 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 2.303 orang (4%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 59.096 orang (96%).
Dengan semakin banyaknya kasus Covid-19 pada kelompok usia bayi dan balita maka masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap penularan penyakit tersebut karena kelompok usia ini rentan terhadap penularan penyakit", jelas Sekda.
Untuk itu orang tua harus lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan balitanya serta tidak membawa mereka keluar rumah tanpa pengawasan dan berkumpul
di tempat-tempat keramaian.
"Kasus kematian karena Covid-19 sebagian besar disertai dengan penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular (hipertensi, jantung), diabetes melitus, atau penyakit paru kronis.
Oleh karena itu, diharapkan kepada masyarakat yang memiliki penyakit tidak menular seperti di atas untuk lebih menjaga kesehatan, segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat, dan berupaya mencegah terinfeksi Covid-19 dengan cara tidak keluar rumah, memakai masker bila harus keluar rumah, melakukan social dan physical distancing, sering cuci tangan, dan tidak merokok.
Terima kasih kepada masyarakat yang telah berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19 dengan tetap tinggal di rumah, senantiasa memakai masker jika keluar rumah dan menghindari kerumunan, physical distancing minimal dua meter, serta selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir", Ungkap Sekda.
[gmc/ro1/inf/hms]

Pandemi Covid-19 di NTB: Puskesmas Cakranegara Terima Masker Khusus Anak

Selasa, 02/06/2020 | 12:39 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Gerakan Maskerisasi Anak-anak adalah masa depan bangsa yang harus dijaga, bukan hanya pendidikannya, namun kesehatan anak juga menjadi salah satu hal terpenting untuk diperhatikan. (Foto: PRCC Biro Humas NTB).
Mataram, GetarMerdeka.com - Jumlah pasien anak yang dinyatakan positif Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup tinggi. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, transmisi lokal menyebabkan sekitar 87 anak sudah positif Covid-19 di daerah ini.
Kasus anak positif Covid-19 di NTB cukup besar secara nasional. Bahkan tertinggi kedua di Indonesia, setelah Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Ikhtiar dalam rangka mengedukasi warga terus dilakukan Pemerintah Provinsi NTB demi mengantisipasi dan mengurangi angka penderita Covid-19 di NTB, khususnya kasus yang diderita anak - anak.
Setelah membagi-bagikan masker di pasar Kebon Roek Selasa (2/6/2020) pagi, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah bersama DP3AP2KB Provinsi NTB selanjutnya menyerahkan bantuan masker khusus untuk anak-anak di Puskesmas Cakranegara, Kota Mataram.
Hj. Niken dalam sambutan singkatnya mengingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok rentan terkena Covid-19, namun kerap terlupakan dalam mengantisipasinya. Karena itulah ia mengajak orang tua dan semua pihak untuk melindungi anak-anak dari Covid-19 dengan memberinya masker saat aktivitas di luar rumah.
"Anak-anak adalah amanah. Dan anak-anak kita di NTB saat ini butuh perhatian lebih. Karena mereka termasuk yang rentan, namun kita lupa" ujar Bunda Niken sapaan akrabnya.
Ia menuturkan, saat mengunjungi pasar Kebon Roek, Selasa (2/6) pagi, semua orang dewasa sudah menggunakan masker, namun tidak dengan anak - anak.
"Mudah-mudahan kita bisa sadar dan mulai melindungi anak-anak kita dengan masker" lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut Hj. Niken juga berharap dengan adanya gerakan masker untuk anak dapat menyadarkan kalangan dewasa untuk segera memberikan perlindungan masker kepada anak-anak.
"Jumlah anak - anak di NTB ada sekitar 1,8 juta, dan dengan adanya gerakan ini, kita harus bisa sadar dan memberikan perlindungan yang sudah merupakan hak mereka." jelas Hj. Niken.
Ia mengatakan, jika sekolah sudah mulai berjalan nantinya, sebaiknya semua anak-anak sudah harus menggunakan masker di lingkungan sekolah untuk memproteksi mereka dari potensi tertular Covid-19.
Di akhir sambutannya, Hj. Niken berharap agar Puskesmas dapat meningkatkan perannya dalam memberikan edukasi pentingnya menggunakan masker bagi anak dan masyarakat.
"Peran Puskesmas sangat penting sebagai sarana masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan. Alhamdulillah Puskesmas sudah memberikan hal itu kepada masyarakat, dan hari ini kami memulai gerakan masker untuk anak" tuturnya
"Kami titipkan masker untuk anak dan untuk relawan yang nantinya akan membagikan kepada anak-anak di luar, agar anak-anak di pelosok juga bisa mendapatkan masker gratis ini untuk anak. Terima kasih kepada semua pihak. InsyaAllah NTB bisa menjaga amanah anak ini dengan bai,"tutupnya
Kegiatan diakhiri dengan pemasangan masker secara simbolis. (Humas NTB)
[gmc/ro1/hms]

Gerakan Maskerisasi untuk Anak NTB

Selasa, 02/06/2020 | 12:09 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati.,M.Sc di sela kegiatan pagi di Kota Mataram, Selasa (2/6). (Foto: PRCC Biro Humas NTB).
"Gerakan masker untuk anak merupakan upaya kita untuk melindungi anak, terutama di Nusa Tenggara Barat dari bahaya COVID-19 karena kita tahu di Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi dengan persentase anak menjadi pasien positif terbesar di Indonesia,"
Mataram, GetarMerdeka.com - Anak-anak adalah masa depan bangsa yang harus dijaga, bukan hanya pendidikannya, namun kesehatan anak juga menjadi salah satu hal terpenting untuk diperhatikan. Di tengah Pandemi COVID-19 ini, puluhan anak-anak juga terpapar virus ini. Oleh sebab itu, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB bersama mitra terkait menggalakkan Gerakan Maskerisasi untuk anak-anak. Hari ini kegiatan tersebut digelar di sejumlah tempat, salah satunya di pasar Kebon Roek Kota Mataram, Selasa (2/6/2020) pagi.
"Gerakan masker untuk anak merupakan upaya kita untuk melindungi anak, terutama di Nusa Tenggara Barat dari bahaya COVID-19 karena kita tahu di Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi dengan persentase anak menjadi pasien positif terbesar di Indonesia," terang Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati.,M.Sc di sela kegiatan pagi ini.
Banyaknya anak yang terpapar Covid-19 membuktikan bahwa kesadaran untuk mengikuti protokol kesehatan terhadap anak-anak masih minim di NTB.Oleh sebab itu TP PKK NTB akan tetap mensosialisasikan gerakan maskerisasi di setiap kesempatan, mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa bahkan dusun.
"Ini menunjukkan bahwa kesadaran melindungi anak dari COVID-19 ini masih kurang.Saat ini kesadaran memakai masker pada orang dewasa sudah cukup baik, namun ada yang terlupa yaitu anak-anak kita. Anak-anak juga harus pakai masker," tegasnya.
Ia mengatakan bahwa kebiasaan baru ini memang membuat kenyamanan terganggu, namun seiring berjalannya waktu, masyarakat akan terbiasa dengan pola kehidupan baru ini.
Bunda Niken, akrabnya, juga meminta kepada para orang tua yang memiliki putra putri untuk menghindarkan anak-anaknya dari tempat keramaian untuk mencegah penularan COVID-19 ini.
"Kami juga mengingatkan kepada para orang tua untuk tidak membawa anak-anak ke tempat keramaian, jika terpaksa dibawa, mohon untuk dipakaikan masker," pintanya.
Bunda Niken menyampaikan bahwa Gerakan Maskerisasi untuk anak ini dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota secara bersamaan dan melibatkan beberapa instansi dan organisasi wanita yang ada di NTB, mengingat jumlah anak-anak di NTB ini mencapai sekitar 1,8 juta.
Para remaja di kota Mataram menyambut new normal dengan berfoto bersama di Taman Kerbau jalan Bung Hatta (Foto: Mobile99)
Dengan angka yang besar tersebut, anak-anak sangat rawan terpapar COVID-19 ini.
"Gerakan untuk memberikan masker pada anak-anak ini dilakukan di seluruh kota/kabupaten di seluruh Nusa Tenggara Barat. Kami dari tim penggerak PKK melaksanakan kegiatan ini bekerja sama dengan BKOW, LPA, Dharma Wanita dan beberapa instansi pemerintahan," terangnya.
Ia berharap kepada para orang tua agar tetap menjaga kesehatan anak-anak, tidak hanya pada masa pandemi COVID-19 ini, namun juga setelah Pandemi ini dengan memberikan makanan yang tepat dan seimbang agar pertumbuhan anak dapat berjalan dengan baik.
Gerakan Maskerisasi ini dilakukan dengan menyiapkan puluhan ribu masker untuk anak yang telah didistribusikan ke beberapa wilayah di NTB, produksi masker untuk anak terus dilakukan agar memenuhi kebutuhan anak-anak di NTB ini.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dra. Hj. Putu Selly Andayani mengapresiasi kegiatan PKK Provinsi NTB ini. Kegiatan ini membantu pemerintah dalam mengatasi COVID-19 ini.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada PKK Provinsi NTB dan seluruh PKK kabupaten/kota se-NTB atas kegiatan yang dilakukan hari ini, pembagian masker kepada anak-anak secara bersamaan di seluruh wilayah NTB," tuturnya.
Ia berharap masyarakat NTB sadar akan pengaruh Pandemi ini pada anak. Ia juga meminta kepada orang tua agat tetap menjaga kesehatan anak karena anak-anak adalah aset bangsa yang harus diperhatikan.(Humas NTB)
[gmc/ro1/hms]

Kisah Dokter Muda Asal Indonesia di Garis Depan Penanganan Covid-19 di London

Senin, 01/06/2020 | 08:05 WIB
Reporter: Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Petugas kamar mayat London di tengah pandemi. ©2020 REUTERS/Hannah McKay
London, GetarMerdeka.com - Seorang dokter muda asal Indonesia berada di garis depan rumah sakit di kota London dalam melayani dan merawat pasien Covid-19. Dia adalah dokter Ardito Widjono (26), putra pertama pasangan Argo Onny Widjono dan Endang Nurdin.
Sejak akhir Maret lalu, Dito sapaan akrabnya, bertugas di rumah sakit Barnet di London utara. Salah satu rumah sakit yang khusus merawat pasien corona. Saat itu, kasus infeksi Covid-19 di Inggris baru sekitar 17.000 dengan jumlah meninggal sekitar 1.000 orang.
"Tak ada yang bisa memprediksi kapan corona berakhir," kata Dito kepada ANTARA di London, Minggu (31/5).
Dito yang berhasil menyelesaikan pendidikan pada 2017 di program studi kedokteran King's College London, awalnya bertugas di bagian ortopedi atau bedah tulang. Lalu dia dipindah tugas untuk menangani bagian gawat darurat Covid-19.
Para dokter khusus menangani Corona yang bertugas di rumah sakit Barnet, mendapat tempat tinggal semacam asrama di dekat rumah sakit supaya mereka tidak menulari keluarga.
"Menjelang akhir Maret 2020, setelah menghabiskan empat bulan bekerja di bedah ortopedi, saya menerima email dari direktur medis rumah sakit yang menjelaskan bahwa saya akan dipindahtugaskan ke bagian gawat darurat," katanya.
Sebagian besar dokter junior dari berbagai spesialisasi medis dan bedah, membentuk satu tim tenaga kerja yang bersatu melawan Covid-19. Dito tidak khawatir dan mempermasalahkan pemindahan tugas. Dia justru bangga.
"Saya senang dengan kepindahan tersebut dan saya merasa bisa berada di tempat yang paling dibutuhkan dan saya bangga akan dapat menggunakan keterampilan saya untuk membantu para penderita penyakit yang belum ada obatnya," ujar Dito.
Dito melanjutkan ceritanya. Tugasnya di garis depan corona bertepatan dengan minggu pertama saat puncak kasus corona melanda Inggris. Pada hari pertama bertugas, dia merasa seperti memasuki tugas militer dengan pengarahan sebelum pergi ke laga pertempuran.
Lusinan dokter junior dan senior berkerumun di ruang khusus untuk merumuskan rencana tugas dan tanggung jawab.
"Banyak dari kami belum pernah melihat pasien dengan gejala Covid-19 sebelumnya dan beberapa dari kami tidak bekerja di bangsal medis selama bertahun-tahun," katanya.
Namun demikian, sebagian besar dari para dokter itu bersemangat untuk menghadapi tantangan sekali seumur hidup ini.
Kejadian yang Memilukan
Tak semua rencana kerja yang disusun berjalan lancar. Dalam praktiknya, banyak kejadian yang tak diduga sebelumnya. Sepertiga tenaga dokter harus mengisolasi diri karena diduga tertular corona. Akibatnya, setiap pagi ada perombakan besar komposisi dokter yang bertugas. Semua ini untuk mengisi kekosongan dalam unit kerja dan memastikan bahwa setiap lingkungan satuan kerja memiliki staf yang memadai.
Setiap berjalan melewati lingkungan pasien corona, Dito selalu merasakan ketegangan. Ada potensi bahaya di balik setiap pintu kamar pasien Covid-19. Apalagi para petugas medis masih diliputi kekhawatiran karena minimnya alat pelindung diri (APD).
Rumah sakit-rumah sakit di Inggris sempat kekurangan APD sehingga dokter dan petugas medis disarankan menggunakan ulang APD yang telah dipakai. Padahal standar medis mengharuskan sekali pakai dan buang. Namun kekurangan itu segera diatasi oleh otoritas kesehatan di Inggris dengan mengimpor APD dalam jumlah besar dari China.
"Terlepas dari situasi keterbatasan APD, kami semua bertekad untuk memberikan pasien kami perawatan terbaik, " katanya.
Dito yang sempat jadi pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia United Kingdom dan pengurus Young Indonesian Professionals Association (YIPA) mulai terbiasa merawat pasien corona setelah beberapa hari bertugas.
"Kami merasa lega mendapati bahwa sebagian besar pasien kami membaik dan akhirnya dipulangkan. Tetapi bagi mereka yang memburuk, itu adalah pilihan yang sulit antara perawatan intensif atau tinggal di bangsal untuk perawatan paliatif, memastikan mereka bisa senyaman mungkin meskipun menjelang akhir hidup mereka," katanya.
Para dokter harus menelepon kerabat pasien setiap hari untuk menginformasikan tentang perkembangan dan mencoba memberikan kepastian. Namun Dito mengakui jumlah kematian akibat corona tidak seperti yang pernah disaksikannya sebelumnya.
Hampir setiap hari para dokter menyampaikan berita seorang pasien meninggal lewat telepon. Ini merupakan beban yang memilukan.
"Saya sering menghabiskan malam hari untuk berdoa agar semua ini segera berakhir."
#Virus Corona Covid-19 #Corona
[gmc/mdk/noe/tim]

Sejumlah Kasus Baru Covid-19 di Provinsi NTB Terkonfirmasi Positif, 292 Sembuh, 11 Orang Wafat

Senin, 01/06/2020 | 07:19 WIB
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdek.com - Sekda Lalu Gita Ariadi dan Gubernur NTB tengah serius diskusi terkait penanganan wabah Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Foto: Istimewa).
Mataram, GetarMerdeka.com - Sekda NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., Selaku Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Penanganan Pandemi Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat, melalui Press Release Minggu (31/5) menjelaskan, telah diperiksa di Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB dan Laboratorium PCR RS Unram sebanyak 64 sampel dengan hasil 47 sampel negatif, 1 (satu) sampel positif ulangan, dan 16 sampel kasus baru positif Covid-19.
Menurut Lalu Gita Ariadi, penanganan wabah Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ada tambahan 16 kasus baru terkonfirmasi positif, 1 (satu) tambahan sembuh baru, dan tidak ada kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai Minggu (31/5/2020) sebanyak 652 orang, dengan perincian 292 orang sudah sembuh, 11 meninggal dunia, serta 349 orang masih positif dan dalam keadaan baik", jelasnya.
Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.
Hingga press release ini dikeluarkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 1.278 orang dengan perincian 571 orang (45%) PDP masih dalam pengawasan, 707 orang (55%) PDP selesai pengawasan/sembuh.
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 5.818 orang, terdiri dari 445 orang (8%) masih dalam pemantauan dan 5.373 orang (92%) selesai pemantauan.
Peta zona merah penyebaran Covid-19 di provinsi NTB
"Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 6.466 orang, terdiri dari 2.593 orang (40%) masih dalam pemantauan dan 3.873 orang (60%) selesai pemantauan.
Sedangkan Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu; orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 60.612 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 4.213 orang (7%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 56.408 orang (93%).
Memperhatikan dinamika sosial kemasyarakatan yang terjadi dalam beberapa waktu ini, dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, kembali kami mengingatkan seluruh masyarakat bahwa penyakit Covid-19 ini bukanlah suatu aib. Jika ada salah satu warga kita yang terpapar Covid-19 maka tidak ada yang boleh bersikap paranoid serta mengucilkan mereka. "Penting untuk kita pahami bersama, bahwa dengan disiplin menerapkan seluruh protokol pencegahan Covid-19 serta mematuhi anjuran dan himbauan pemerintah maka sangat kecil kemungkinannya terpapar wabah ini", jelas Gita.
Selain itu, terhadap tiga kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap Covid-19 ini, khususnya kelompok usia bayi dan balita, diharapkan kepada orang tua untuk lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan balitanya serta tidak membawa mereka keluar rumah tanpa pengawasan dan berkumpul di tempat-tempat keramaian.
Terima kasih kepada masyarakat yang telah berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19 dengan tetap tinggal di rumah, senantiasa memakai masker jika keluar rumah dan menghindari kerumunan, physical distancing minimal dua meter, serta selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Pemerintah memberikan apresiasi yang tinggi kepada petugas kesehatan yang tanpa lelah memberikan pelayanan, baik pencegahan penyebaran Covid-19 di masyarakat maupun pelayanan pengobatan kepada pasien positif Covid-19 di rumah sakit.
Untuk menghindari informasi yang tidak benar tentang Covid-19, masyarakat diharapkan mendapatkan informasi dari sumber-sumber resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id, serta layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB Telp. 0818 0211 8119
#NTBWaspadaCovid19 #NewNormal #ntbgemilang
[gmc/ro1/hms]
Advertorial

Indonesia Satu

Merdeka Network

Ekonomi Bisnis

Trending Selebriti

Citizen Jurnalism


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT