Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Didesak Status Bencana Nasional NTB, Jokowi Terbitkan Inpres

Jumat, 24/08/2018 | 09:35 WIB
Reporter: Andri Saubani | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi dan sejumlah menteri meninjau lokasi pengungsian di Lombok Utara, pada Senin (13/8) dan Selasa (14/8). Foto: Biro Humas NTB
Inpres menjadi payung hukum penanganan bencana gempa Lombok.
Jakarta, GetarMerdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan sudah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) mengenai penanganan dampak gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Inpres ini diterbitkan pada saat gelombang desakan ditetapkannya status bencana nasional di NTB.
"Inpres sudah," kata Presiden Jokowi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Kamis (23/8).
Menurut Jokowi, dengan adanya Inpres itu maka pihak-pihak yang melakukan penanganan di lapangan sudah memiliki payung hukum. "Itu berarti yang ada di lapangan, kementerian atau lembaga itu memiliki payung untuk pelaksanaan di lapangan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Presiden mengatakan, yang penting saat ini adalah bahwa penanganan dampak gempa di Lombok sudah dilakukan secara nasional. Di mana, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.
"Memang ini kita masih pada tahapan-tahapan, terutama yang berkaitan dengan penyampaian bantuan untuk perbaikan rumah yang rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan, masih dalam proses administrasi secara besar-besaran," kata Presiden.
Image and video hosting by TinyPic
[rol/gmc]
Sumber : RepublikaOnline



Warga Lombok Timur gelar doa tolak bala di pinggir jalan

Jumat, 24/08/2018 | 09:24 WIB
Reporter: Ya'cob Billiocta | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Ilustrasi
Mataram, GetarMerdeka.com - Warga Desa Jejangka Daya, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menggelar doa tolak bala bersama di pinggir jalan, Kamis (23/8).
BACA JUGA
Menteri Basuki ajak Kadin bangun rumah tahan gempa di LombokPemerintah beri keringanan sanksi pajak untuk korban Lombok Besok, Sri Mulyani terbang ke Lombok tinjau kerusakan akibat gempa
Doa tolak bala yang diawali dengan tausiah singkat kemudian dilanjutkan membaca Surat Yasin ini diikuti oleh puluhan jemaah, mulai dari kalangan anak-anak sampai lansia.
Agustini (26), salah seorang warga Desa Jejangka Daya menjelaskan, tujuan kegiatan keagamaan ini digelar untuk meminta kepada Allah SWT, agar tetap diberikan ketabahan dan kesabaran serta kekuatan iman dalam menghadapi bencana gempa yang muncul sejak akhir Juli lalu.
BERITA TERKAIT
Rayakan Idul Adha, BI alokasikan hewan kurban ke NTBBNPB perkirakan kerugian gempa Lombok capai Rp 7,7 triliunSoal gempa Lombok, Sandiaga serukan tobat nasional
"Setidaknya dengan adanya doa bersama ini, bisa mengobati trauma kita dengan gempa dan dijauhkan marabahaya," kata perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai perawat di Puskesmas Labuhan Lombok itu.
Dari pantauan Antara, Agustini bersama warganya duduk berhadapan dengan alas seadanya di pinggir jalan utama menuju Pelabuhan Kayangan, Kabupaten Lombok Timur.
Dengan bantuan pengamanan kendaraan yang lalu lalang, warga Desa Jejangka Daya melantunkan bacaan Surat Yasin dan doa tolak bala menggunakan alat pengeras suara seadanya.
"Ini sudah hari ketiga kita gelar. Memang sengaja di sini, karena sudah tidak ada tempat lain lagi, masjid takut ada gempa lagi, lapangan sekolah sudah dipakai untuk pasar dadakan, ada lapangan di pantai, tapi kejauhan," ujarnya.
Sabrul (82), lansia yang ikut juga dalam barisan puluhan jemaah ini mengatakan bahwa cara ini merupakan tradisi warisan dari para orang tua terdahulunya.
"Ini adat cara orang tua dulu, kalau ada bencana, kita doa bersama, introspeksi diri. Ya semoga saja tidak ada lagi gempa susulan, kita harapnya begitu," kata Sabrul.
Image and video hosting by TinyPic
[mdk/cob/gmc]
Sumber : merdekacom



Menunggu Terpal, Paguyuban Tionghoa Mataram Terpaksa Tunda Kirim Bantuan Gempa Lombok

Senin, 13/08/2018 | 15:15 WIB
Reporter: Yung | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Bing Hamidy Ketua PSMTI Mataram
Mataram (NTB), GetarMerdeka.com - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Mataram terpaksa masih menunda penyaluran bantuan kepada korban bencana gempa Lombok, menunggu pesanan terpal yang digunakan untuk tenda terkirim dari Surabaya. Terpal yang sangat dibutuhkan para pengungsi saat ini sulit didapatkan di Kota Mataram dan sekitarnya, karena seluruh toko yang menjual produk ini tak memiliki stok lagi.
Demikian disampaikan Ketua PSMTI Mataram Bing Hamidy, ihwal bantuan yang belum dapat dikirim ke sejumlah titik pengungsian warga pasca gempa Lombok. Bahkan ia menyebutkan masih ada dana sekitar Rp 15 juta untuk cadangan menambah bahan logistik bantuan bagi para korban. “Semua paket sembako sudah terkumpul sejak dua hari lalu. Tinggal menunggu pesanan terpal dari Bima,” kata Bing Hamidy kepada GetarMerdeka.com dan Nasional Editor.
Jika pesanan sampai, rencananya hari ini, Senin (13/8), seluruh bantuan dari PSMTI Mataram dikirim ke dua lokasi, yaitu wilayah Pusuk Lombok Utara dan Tete Batu Lombok Timur. “Dua kawasan ini sama-sama terdampak bencana, namun belum tersentuh bantuan,” ucapnya dan menambahkan, terpal yang dipesan untuk kebutuhan 100 tenda di tempat pengungsian.
Menyinggung kondisi seluruh warga Tionghoa di Mataram, Bing Hamidy menjelaskan, ada beberapa tempat usaha milik anggota paguyuban mengalami kerusakan akibat guncangan gempa yang berkali-kali terjadi.
Namun, ia bersyukur, hampir seluruh warga Tionghoa yang berjumlah 8.000-an orang, selamat dari bencana. “Sebagian besar masih bertahan di Mataram. Ada juga yang berangkat ke Surabaya atau Jakarta, tapi mereka mengevakuasi orang-orang tua dan anak-anak yang masih kecil,” tandasnya.
Image and video hosting by TinyPic
[gmc/bsm/eed]


Sebait Doa dari Gereja Meksiko untuk Keselamatan Warga Lombok

Senin, 13/08/2018 | 13:53 WIB
Kolom: Buyung Sutan Muhlis | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Morelia Baltazar Ferreira dan Gereja Katedral di Meksiko Foto: ist/Yung
Berkali-kali emoticon derai air mata menyelingi pesan yang dikirim Morelia Baltazar Ferreira, dari Estados Unidos Mexicanos atau Meksiko, Amerika Utara. Sejak gempa pertama mengguncang Lombok, gadis cantik warganegara USA ini, tak henti-henti mengirim ucapan duka bagi para korban dan pengungsi, melalui WhatsApp kepada Buyung Sutan Muhlis dari Nasional Editor.
GetarMerdeka.com - MORELIA telah dua kali berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Terakhir, dua bulan lalu, ia beberapa hari berada di Labuhan Burung, Buer, Sumbawa, melalui program wisata Rural Community Based Tourism (RCBT). Sedangkan kedatangan pertamanya, beberapa tahun lalu, ia berkeliling ke sejumlah destinasi di Pulau Lombok.
Pesona Lombok yang ia kenang, keindahan magis dalam suasana perjalanan matahari pulang ke balik Gunung Rinjani, saat ia di Labuhan Burung, selalu membayang di benaknya setiap senja datang. Menjadi timbunan rindu yang membuatnya ingin kembali berlibur ke daerah ini.
“Saya akan datang lagi, dan saya juga ingin mendaki Rinjani,” tulisnya.
Guru Bahasa Spanyol bagi para remaja di California ini tak pernah membayangkan, Lombok yang eksotik, tiba-tiba berubah menjadi medan bencana. Gempa dahsyat yang bertubi-tubi datang dari perut bumi di utara Lombok, sebagaimana yang dibacanya di sejumlah portal berita online dan status-status yang memenuhi media sosial, adalah petaka yang mencederai pulau yang dikaguminya.
Kawasan-kawasan yang pernah disinggahinya, seolah berubah menjadi tempat pembantaian. Bangunan-bangunan rumah dan fasilitas publik yang telah rata dengan tanah, mayat-mayat yang dikeluarkan dari reruntuhan, dan wajah muram puluhan ribu warga yang berjejal di tenda-tenda pengungsian, membuatnya pilu dalam sepekan terakhir. Ia terus memantau situasi di Lombok.
“Saya berharap saya bisa ada di sana untuk membantu,” lanjutnya.
Morelia telah dua minggu berada di Meksiko, tanah kelahirannya. Kini ia telah kembali ke California, karena masa liburannya telah berakhir.
Malam sebelum meninggalkan Meksiko, Morelia mengikuti misa di gereja tempat kakek dan neneknya disemayamkan. Ia penganut Katholik yang taat.
“Rasanya senang mengunjungi mereka (kakek dan nenek). Misanya sangat bagus. Saya meminta kepada Tuhan untuk memberi orang-orang Lombok kekuatan yang dibutuhkan untuk bangkit kembali,” katanya.
Di gereja itu Morelia khusuk memanjatkan doa untuk keselamatan warga di Lombok. Setelah itu ia mengaku hatinya sangat tenteram. Ia merasa lega, dengan satu keyakinan, nestapa Lombok pasti berakhir.***

Image and video hosting by TinyPic
[gmc/bsm/rul]


Pacto Salurkan Bantuan Logistik Ketiga Lokasi Pengungsian Bencana di Lombok NTB

Senin, 13/08/2018 | 13:32 WIB
Kolom: Buyung Sutan Muhlis | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com -
Lombok Utara (NTB), GetarMerdeka.com - Tiga kawasan terdampak bencana gempa Lombok, masing-masing Desa Senggigi Lombok Barat, Kecinan dan Nipah Lombok Utara, adalah fokus bantuan kemanusiaan yang disalurkan Pacto, sebuah biro perjalanan terkemuka di Indonesia.
Ketiga wilayah ini, dalam penanganan bencana pasca gempa, terkesan kurang mendapat perhatian, karena hanya dilewati angkutan pembawa berbagai bantuan yang menuju area sekitar titik gempa di Kabupaten Lombok Utara.
Demikian dikatakan Askar DG Kamis, Koordinator Penyaluran Bantuan dari Pacto, kepada GetarMerdeka.com, Nasional Editor, Kantor Berita Associated Press (AP), dan sejumlah media nasional dan internasional di Lombok, Minggu (12/8). Pacto adalah pioner industri pariwisata Indonesia, berdiri sejak tahun 1967. Dalam kendali Chief Operation Officer (CEO) Umberto Cadamuro dan General Manager Freddy Rompas, Pacto kini merupakan jaringan travel dan destinasi managemen terbesar di Indonesia.
“Paket bantuan tiba dari Bali jam 06.00 wita tadi, dan harus segera didistribusikan hari ini,” kata Askar DG Kamis.
Askar mengaku, sebenarnya ia mesti berada di Bali, untuk mempersiapkan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (Bank Dunia) Oktober mendatang. “Tapi perusahaan memperpanjang tugas saya di Lombok, untuk selain mengevakuasi wisatawan di tiga gili (Gili Terawangan, Meno, dan Air) dan Lombok, sekaligus menyalurkan bantuan logistik kepada korban bencana,” kata praktisi pariwisata yang juga inisiator program Rural Community Based Tourism (RCBT) ini.
Dikatakan Askar, selain sembako, paket bantuan yang disalurkan juga berisi susu bayi dan selimut. “Banyak bayi dan orang tua di tenda-tenda pengungsian. Saat malam hari, suhu sangat dingin, apalagi di tempat terbuka,” ucapnya.
Namun, setelah sampai di lokasi, Askar mendapat informasi, ada beberapa kebutuhan yang mesti segera dipenuhi lagi di tempat pengungsian. Para pengungsi mulai dihadapkan pada kelangkaan air bersih untuk minum, mandi, dan mencuci. Belum lagi fasilitas tenda yang kurang memadai untuk menampung seluruh warga yang sudah tak mungkin kembali ke rumah mereka. “Insyaallah jika tak ada kendala, kami kembali ke posko-posko tersebut, membawa air minum dan tenda,” ungkap Askar.
Tiga wilayah yang mendapat bantuan, tak kurang memprihatinkan, akibat beberapa guncangan hebat gempa Lombok. Senggigi, misalnya, selain merenggut sejumlah korban jiwa, desa yang dihuni 700-an KK ini telah porak-poranda, dan 80 persen rumah penduduk rusak parah diguncang gempa.
Banyak pekerja pariwisata yang tinggal di tiga lokasi tersebut. Dampak gempa membuat mereka untuk sementara tidak memiliki pekerjaan. Sebab, di samping banyak fasilitas pariwisata yang rusak di kawasan Senggigi, juga hampir seluruh hotel dan restoran, tempat mereka bekerja, ditutup dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.
Image and video hosting by TinyPic
[gmc/bsm/syf/eed]


Wartawan Associated Press Liput Penyaluran Bantuan Pacto Tiga Titik Bencana Lombok

Minggu, 12/08/2018 | 15:35 WIB
Kolom: Buyung Sutan Muhlis | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Istimewa
Lombok Utara (NTB), GetarMerdeka.com - Pacto, pioner industri pariwisata Indonesia, hari ini, Minggu (12/8) telah menyalurkan bantuan logistik di tiga kawasan terdampak bencana Lombok, masing-masing Desa Senggigi Lombok Barat, Kecinan dan Nipah Lombok Utara.
Pendistribusian yang dikoordinir Askar Daeng Kamis, praktisi pariwisata dan pencetus Rural Community Based Tourism (RCBT) ini, mendapat perhatian editor nasional dan internasional.
Bahkan Dhea, dari Associated Press (AP), kantor berita Amerika Serikat, turut merekam momen penyaluran bantuan. Tiga kawasan tersebut selama penanganan terhadap korban bencana, terkesan tidak mendapat perhatian, hanya menjadi perlintasan bantuan logistik yang dipusatkan di Lombok Utara.
Padahal, wilayah-wilayah ini tak kurang menjadi sasaran kedahsyatan gempa. Senggigi, misalnya, selain merenggut sejumlah korban jiwa, desa yang dihuni 700-an KK ini telah porak-poranda, 80 persen rumah penduduk rusak parah diguncang gempa.
Image and video hosting by TinyPic
[gmc/ned/bsm]


Mataram Punya Pendeteksi Terjadinya Tsunami, Jangan Percayai Hoax Adanya Tsunami

Sabtu, 11/08/2018 | 15:01 WIB
Reporter: Sahrir | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com -
Mataram, GetarMerdeka.com - Banyak beredarnya kabar hoax yang menebar isu terjadinya tsunami pasca gempa gempa berkekuatan 6,2 SR pada Kamis (9/8), membuat berbagai kalangan gerah. Tak urung, Sekcam Selaparang, Kota Mataram, Edwin Zamroni, S.Stp, pun angkat bicara.
"Masyarakat tetap tenang dan jangan mudah percaya isu. Mataram punya alat peringatan awal terjadinya tsunami yang diuji tiap bulan. Jadi kalau alatnya tidak bunyi, maka tidak terjadi tsunami," kata Edwin Zamroni kepada wartawan Getar Merdeka.
Menurutnya, pihak penyebar hoax sebaiknya jangan menakut-nakuti masyarakat yang saat ini masih dicekam kekhawatiran pasca gempa bermagnito 7 SR di Lombok. Belum lagi menghadapi perkonomian yang  lesu, terlebih usai guncangan gempa susulan yang mengguncang, Kamis lalu. Diperparah lagi rubuhnya sejumlah fasilitas publik dan pasar modern Kota Mataram.
Dikatakan Edwin Zamroni, saat ini yang dibutuhkan warga masyarakat selaparang adalah air bersih. Ini disebabkan air bersih untuk minum sangat langka dan mencapai limit. "Kalaupun ada yang dijual di pasaran hanya merk tertentu, namun tidak terjangkau masyarakat," ujarnya.
Sebelum terjadi gempa dua hari lalu, jelasnya, masyarakat sudah mulai  menikmati air bersih. Namun setelah gempa kembali mengguncang, masyarajat kembali bermasalah dengan air bersih, sebab air keran yang disalurkan PDAM kondisinya keruh akibat goncangan gempa.
Menyinggung tentang kondisi tempat pengungsian, Edwin menjelaskan, jumlah  titik pengungsian di Kecamatan Selaparang meningkat drastis dari 73 titik ungsi kini menjadi 130 titik, pasca gempa Kamis lalu. "Kemarin pagi banyak warga yang sudah mulai berkemas dan meninggalkan tempat pengungsian tapi begitu gempa terjadi mereka balik lagi," jelasnya.
Kendati demikian, Pemkot Mataram tetap memberikan bantuan logistik berupa bubur bayi, nasi bungkus, mie instan, air minum kemasan dan lainya. Selain itu pengungsi juga diberikan matras,  terpal untuk mendirikan tenda, selimut, dan obat obatan. "Pemkot juga memberi bantuan 3 kwintal beras untuk tiap kecamatan dan vinyl sepanjang 70 meter tiap kelurahan," ungkapnya.
Sementara kerusakan berat akibat gempa, menimpa sebuah masjid di Monjok Culik dan sebanyak tiga SD di Kecamatan Selaparang.
Menutup keterangannya, Edwin berharap masyarakat memperbanyak ibadah dan doa, memohon agar segera terbebas dari bencana.
Image and video hosting by TinyPic
[bsm/rir/rul/gmc]


Air PDAM tak Layak Minum, Harga Air Mineral di Mataram Melambung Pasca Gempa

Sabtu, 11/08/2018 | 14:31 WIB
Kolom: Buyung Sutan Muhlis | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Ilustrasi/Yung
Mataram, GetarMerdeka.com - Seminggu pasca gempa utama bermagnitudo 7 SR, berbagai aktifitas di Kota Mataram seakan lumpuh. Di sejumlah pusat perbelanjaan sepi pengunjung, toko-toko sebagian besar tutup. Bahkan pasar-pasar tradisional pun nampak lengang, karena baik pedagang maupun konsumen masih was-was meninggalkan tempat pengungsian.
Masyarakat yang semula sempat pulang karena intensitas gempa susulan mulai berkurang, namun kembali berlindung di bawah tenda-tenda pengungsian, setelah gempa besar kembali mengguncang Mataram, Kamis (8/8) siang.
Namun, keprihatinan tak hanya tentang trauma pasca gempa, tapi berbagai permasalahan mulai bermunculan. Lumpuhnya aktifitas usaha menjadi penyebab berbagai bahan kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Bahkan harga air mineral melejit.
“Harga air mineral gelasan sekarang Rp 1.500,” kata Ongah, warga Jl Pariwisata Mataram.
Masyarakat terpaksa membeli air mineral dalam kemasan, lantaran kualitas air yang disalurkan melalui pipa-pipa PDAM tidak layak minum. “Jangankan untuk diminum, untuk mandi dan mencuci pun kita tidak berani gunakan, sebab air PDAM berwarna coklat sejak gempa minggu lalu. Seperti air banjir yang membawa longsoran tanah,” ucap Misnah, ibu rumahtangga di Selagalas, Mataram.
Tetapi, air mineral pun kini sulit didapatkan, terutama yang tersedia dalam kemasan galon. “Biasanya hampir semua kios menyediakan air galon. Tapi sekarang kosong. Orang-orang tepaksa beli air dalam botol dan gelasan yang sekarang harganya naik,” sahut Ongah.
Di rombong-rombong pedagang kecil, air minum yang dijual pun kini hanya ada dalam botol tanggung, dijual Rp 4.000 per botol. Padahal di hari-hari biasa, air dalam kemasan botol tanggung yang berisi 0,5 liter, berkisar di harga Rp 2.500 dan Rp 3.000.
“Tapi saya tetap jual Rp 3.000, ndakenak sama pelanggan,” kata Mastur, pedagang tahu tek-tek yang mangkal di samping kantor Walikota Mataram.
Jika air minum saja harganya telah hampir dua kali lipat, bagaimana dengan bahan pokok lainnya? “Harga telur ras sekarang Rp 50.000 per krai (1 krai berisi 30 butir telur). Biasanya hanya Rp 38.000 per krai,” jelas Mastur.
Sejauh ini, belum ada intervensi pemerintah setempat dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok yang telah mulai melonjak beberapa hari terakhir. Sehingga, masyarakat tak hanya dirundung cemas terhadap ancaman gempa susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, tapi diperparah kondisi harga kebutuhan yang mulai mencekik.
Image and video hosting by TinyPic
[net/rul/eed/gmc]


Jokowi Hadiri Pembekalan Caleg PDIP

Minggu, 05/08/2018 | 15:17 WIB
Reporter: Andhika Prasetia | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Presiden Jokowi hadir di pembekalan caleg PDIP. (Andhika P/detikcom)
Jakarta, GetarMerdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara pembekalan caleg DPR yang digelar PDIP. Jokowi disambut meriah kader.
Jokowi tiba di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018) pukul 14.19 WIB. Kali ini, Jokowi mengenakan kemeja batik cokelat.
Baca juga: Di Depan Mega, Sekjen PDIP Kenalkan Kapitra hingga Caleg Artis
Jokowi memasuki ruangan bersama dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, menteri-menteri yang berasal dari PDIP seperti Seskab Pramono Anung, Menko PMK Puan Maharani, dan Mendagri Tjahjo Kumolo. Hadir pula Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menhub Budi Karya Sumadi.
"Jokowi, Jokowi, Jokowi," teriak para peserta.
Jokowi pun menyalami pimpinan sidang. Acara kemudian dilanjutkan dengan pengenalan bacaleg sekaligus pengarahan secara tertutup.
Baca juga: PDIP Bicara Bocoran Lokasi Deklarasi Cawapres Jokowi
Sebelumnya, Mega sudah membuka acara ini dan memberikan pembekalan. Para bacaleg diberi pembekalan soal konsep Trisakti Bung Karno.
"Tadi selain Bu Mega, ada Mbak Puan juga. Bu Mega berita apa sih PDIP, nilai-nilai perjuangan yang diemban PDIP. Sambil menceritakan sejarah PDIP dan pengalaman beliau dan nilai yang dikembangkan kader PDIP, termasuk Trisakti Bung Karno," ujar bacaleg PDIP Johan Budi SP.
Image and video hosting by TinyPic
[dtc/dkp/dnu/gmc]
Sumber : detikcom



Indonesia Satu

Merdeka Network


ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI

ADVERTORIAL NTB GEMILANG JILID II ZUL ROHMI
ADVERTISEMENT